Komarudin Watubun bersama KPU RI Sosialisasikan pendidikan pemilih jelang Pemilu serentak 2019

778
Caption : anggota DPR RI Komisi II Komarudin Watubun
Caption : anggota DPR RI Komisi II Komarudin Watubun

BIAK, PapuaSatu.com –   Mengingat Pemilu 2019 sudah semakin dekat tetapi konteks yang diperbincangkan di ranah publik masih tersaji penyebaran isu-isu seputar hoax, fitnah dan ujaran kebencian, sehingga dibutuhkan klarifikasi yang memakan waktu dalam persiapan Pemilu 2019 yang berkualitas.

Bahkan dari kacama politisi anggota DPR RI Komisi II Komarudin Watubun bahwa perhatian masyarakat cenderung hanya tertuju pada pemilihan Presiden dan Wakil Presiden seperti yang muncul di media mainstream seperti televisi, radio, koran serta media sosial.

Padahal didalamnya ada pemilihan legislative, dengan jumlah anggota DPR RI yang dipilih sebanyak 575 calon, 136 anggota DPD RI, 2.207 anggota DPRD Provinsi dan 17.610 anggota DPRD Kabupaten/ kota seluruh Indonesia untuk periode 2019-2024.

Menurut anggota DPR RI Komisi II Komarudin Watubun,  Pemilu 2019 lebih kompleks dibanding Pemilu 2014 lalu dan jumlah parpol peserta Pemilu pada 2019 pun bertambah.

“Banyaknya partai politik peserta pemilu yang menyebabkan jumlah Calon Legislatif yang terdaftar pada daftar calon tetap meningkat,” kata Komarudin Watubun kepada wartawan, Kamis (28/2/2019).

Ia menjelaskan, untuk DCT DPR RI pada pemilu 2019 sebanyak 7968 calon. Sedangkan pada pemilu 2014 sebanyak 6.608 calon. Jadi ada peningkatan sebanyak 20% di DCT untuk Calon Legislatif DPR RI belum untuk calon DPD dan DPRD.

Bung Komar sapaatn dari Komarudin Watubun ini mengatakan semakin banyaknya calon, masyarakat pemilih akan dibuat bingung dengan Banyaknya pilihan sehingga masyarakat membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengenali calon yang akan dipilih nya pada pemilu 2019 sehingga dibutuhkan sosialisasi secara masif dan intense jauh-jauh hari apa lagi mendekati Pemilu 17 April 2019

Sebagai anggota DPR RI, Komarudin Watubun bekerjasama dengan KPU RI mengadakan sosialisasi pendidikan pemilih Pemilu serentak 2019. Sosialisasi ini di hadiri oleh sejumlah komponen masyarakat mulai dari tokoh masyarakat, tokoh agama, Mahasiswa dan sebagainya. Bertempat di Hotel Asana Biak, Kamis (28/02/2019)

“Sosialisasi itu jangan dari KPU saja, semua partai politik wajib melakukan sosialisasi karena itu pesta partai politik jadi jangan mereka mau tunggu nanti hasilnya saja. Calon-calon juga sama caleg-caleg itu harus turun sosialisasi secara terus-menerus, kan mereka berkepentingan mau masuk ke DPRD.” Ujar Bung Komar

Selain itu, Bung Komar  juga menekankan bahwa selain masyarakat perlu Lebih memahami hakikat Pemilu, pihak penyelenggara Pemilu sendiri dalam hal ini KPU dan Bawaslu juga harus cerdas karena masyarakat makin melek politik dan juga makin cerdas. “Masyarakat akan kritis jika penyelenggara pemilu di Indonesia di nilainya tidak memahami.” Jelas Bung Komar

Potensi-potensi kasus terburuk masih bisa dikurangi dengan sosialisasi Pemilu seperti yang dilakukan oleh Komarudin watubun. Untuk menjaga pemilu bisa diselenggarakan, betul-betul dilaksanakan dengan demokratis, di antara upaya yang dilakukan oleh Bung Komar dalam sosialisasi ini adalah membuat semacam buklet yang pemilihan umum berisi poin-poin penting tentang pemilu 2019 yang merupakan bahan pendidikan pemilu yang kreatif dan cukup penting untuk diketahui masyarakat pemilih.

Bung komar juga berharap agar masyarakat di Papua tidak terpengaruh dengan provokasi yang banyak terjadi saat ini. “Tunjukkan bahwa kita di Papua lebih bermutu, lebih berkualitas, lebih beradab. Kita punya budaya yang kuat, semangat kekeluargaan yang kuat. Silahkan memilih, kebebasan orang untuk menentukan pilihannya yang dikenal, mana yanh baik silahkan di pilih. Pemilu harus menjadi pesta demokrasi, yang namanya pesta itu orang harus senang, bersukacita dan jangan menjadi ajang pertarungan,” pungkasnya [vhie/loy]