Cetak Sejarah, Mapala UI Terbang Diatas Pegunungan Arfak Papua Barat

1846
Salah satu Mapala dari Universitas Indonesia saat terbang di atas Danau Anggi, Pegunungan Arfak, Papua Barat, Jumat (17/8/2018)
Salah satu Mapala dari Universitas Indonesia saat terbang di atas Danau Anggi, Pegunungan Arfak, Papua Barat, Jumat (17/8/2018)

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-73, Jumat (17/8) Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) membuat sejarah baru sebagai pilot paralayang pertama yang berhasil terbang di atas Danau Anggi, Pegunungan Arfak, Papua Barat.

Tim Paralayang Mapala UI, yang tergabung dalam Ekspedisi Bumi Cenderawasih, terdiri atas 2 pilot, 1 instruktur pilot serta sejumlah tim pendukung.

“Ini semua berhasil diwujudkan berkat kerja keras tim yang tidak putus asa mengejar target ekspedisi di tengah segala hambatan yang kami hadapi,” ujar David Agustinus Teak (M-906-UI), instruktur paralayang sekaligus anggota Mapala UI yang berhasil melakukan penerbangan pada Jumat sore hari.

Penerbangan paralayang dilakukan di Dataran Tinggi Bukit Kobrey, Distrik Anggi, Kabupaten Pegunungan Arfak dari ketinggian 2.050 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada pukul 16.50 WIT, dan mendarat di Desa Ingbai, Distrik Anggi, Kabupaten Pegunungan Arfak di ketinggian 1.750 mdpl.

David mendarat tepat pada saat masyarakat Distrik Anggi akan menjalankan upacara penurunan bendera Merah Putih di lapangan upacara Distrik Anggi.

“Mapala UI bersyukur bisa melakukan penerbangan perdana di atas Danau Anggi dan mendarat dengan selamat. Semoga penerbangan paralayang ini bisa membuka jalan untuk promosi pariwisata Pegunungan Arfak,” kata Fathan Qorib, Ketua Pelaksana Ekspedisi Bumi Cenderawasih.

Fathan mengatakan tim sempat mengalami beberapa kendala saat lepas landas (take off). Namun, dengan semangat dan kegigihan, tim akhirnya tetap berhasil terbang paralayang di atas Danau Anggi Giji.

Upaya take off beberapa kali mengalami kegagalan karena tim mengalami hambatan dalam mengukur keadaan angin di Bukit Kobrey sore hari itu. Angin yang pada awalnya bersahabat kemudian terus berubah arah sehingga titik landing turut mengalami perubahan.

Tim lalu memindahkan titik take off ke arah barat laut dan menunggu sampai kecepatan angin sudah ideal untuk lepas landas. Setelah berhasil take off, pilot Mapala UI terbang di angkasa Pegunungan Arfak selama 25 menit.

Penerbangan perdana tim Paralayang Mapala UI di Pegunungan Arfak mendapatkan reaksi baik dari masyarakat sekitar Danau Anggi Giji yang turut menyaksikan penerbangan dari distrik masing-masing.

 

“Kami berterima kasih kepada Mapala UI yang sudah melakukan penerbangan paralayang untuk pertama kalinya dalam sejarah di kawasan Pegunungan Arfak,” ujar Mesakh Wungur, ajudan Bupati Kabupaten Pegunungan Arfak yang turut menemani take off perdana.

“Kami harap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan potensi pariwisata Pegunungan Arfak, sehingga Pegunungan Arfak tidak hanya dikenal di Papua Barat tetapi juga dikenal di seluruh Indonesia,” tandasnya.

Upaya terbang paralayang tim Mapala UI akan berlanjut hingga Rabu (22/8/18) mendatang dengan titik take off yang berbeda-beda.

Pagi hari sebelum memulai upaya lepas landas paralayang, tim Mapala UI juga mengadakan upacara bendera serta perlombaan untuk anak-anak di Desa Susi, Distrik Anggi, Kabupaten Pegunungan Arfak.[yat]