MERAUKE, PapuaSatu.com – Cerita tentang Kabupaten Nduga terus berkembang dan terus menjadi sorotan dari berbagai kalangan.
Kali ini dari salah satu pegawai asal Kabupaten Nduga yang pada saat terjadi serangkan oleh kelompok yang disebuat sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau oleh pihak tertentu juga menyebut dengan kelompok TPN OPM, terhadap pesawat Dimonim Air saat hendak landing di Bandara Kenyam, Kabupaten Nduga pada Juni 2018 lalu.
Yakni Depius telegen, ASN Pemerintah Kabupaten Ndunga yang ikut dalam rombongan yang sebagian besar adalah ASN Pemda Nduga yang melakukan perjalanan dari Nduga ke Merauke.
Dikatakan, akibat dari ulah KKB yang menembak pesawat Dimonim Air dan membunuh satu keluarga warga sipil, mengakibatkan aparat keamanan harus turun tangan untuk mengendalikan kebrutalan KKB di Kabupaten Nduga tersebut.
“Jika tidak, dipastikan korban dari masyarakat sipil lainya akan bertambah,” ungkapnya di Merauke, Jumat (20/7/2018).
Depius Telenggen juga pun menceritakan, bahwa awalnya ia bersama sejumlah warga Paniai ingin ke Wamena untuk mengikuti Pemilihan Bupati di Wamena.
“Namun saat kami hendak keluar, bersamaan dengan kejadian penembakan pesawat Dimonim Air dan juga pembunuhan terhadap satu keluarga oleh KKB,” ceritanya.
Sehingga situasi tersebut digiring oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dengan disebut sebagai pengungsian.
“Kami bukan pengungsi, saya bersama 33 warga dari Nduga akan mengikuti Pilkada di Wamena,” ungkapnya.
Dia bersama warga lainnya akan berangkat ke Wamena karena keluarga dan tempat tinggal mereka di Wamena.
Di tempat yang berbeda, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Merauke, Herman Gebze, S.ST mengatakan, mereka yang datang dari kabupaten Nduga difasiltasi ke Wamena.
Mewakili Pemerintah Daerah Kabupaten Merauke, para warga dari Nduga disambut dengan baik dan diberikan pelayanan baik dari dinas sosial, TNI dan Polri.
“Saya berterimakasih kepada pihak TNI yang dibantu oleh Polri, karena telah meberikan pesawat Hercules-nya untuk melayani masyatakat Nduga dari merauke ke Wamena,” ungkap Herman Gebze.
Hal senada juga disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Merauke Drs. Daniel Pauta, bahwasanya, mereka yang datang dari kabupaten Nduga adalah Orang Asli Jayawijaya yang ingin pulang kampung untuk mengikuti Pilkada di Wamena.
Sekda menambahkan, mereka meninggalkan Nduga juga disebabkan adanya teror yang dilakukan oleh KKB.
Mereka perlu diberikan pelayanan yang baik karena berkaitan dengan psikologi mereka atas ancaman yang dilakukan oleh KKB terhadap mereka.
Mewakili Pemerintah, dirinya bersama TNI-POLRI selalu melayani masyarakat dengan hati yang tulus.
“Mereka yang datang dari Kabupaten Nduga kami layani dengan baik. Ini adalah bagian dari pelayanan pemerintah terhadap masyarakat,” ungkap Sekda Merauke, Drs. Daniel Pauta.[yat]