Pj Bupati Jayapura Lepas Pengiriman 4 Ton Biji Kakao Kualitas Premium ke Bali

213

SENTANI, PapuaSatu.com – Keberhasilan para kelompok tani kakao di Kabupaten Jayapura merawat dan mengolah kakao mendapat sambutan hangat oleh perusahaan pengolah kakao asal Provinsi Bali.

Dalam hal ini, mampu menghasilkan biji kakao premium fermentasi yang langsung diserap oleh PT Bali Coklat Badung, Bali, sebanyak 4 ton untuk pengiriman perdananya.

Pengiriman coklat premium fermentasi tersebut dilepas langsung oleh Pj. Bupati Jayapura, Triwarno Purnomo di Aula Lantai 1 Kantor Bupati Jayapura, Gunung Merah, Sentani, yang diterima oleh Ida Bagus Namarupa, salah satu owner PT Bali Coklat Badung, Selasa (2/7/24).

Triwarno Purnomo mengungkapkan rasa bangganya kepada para petani kakao yang telah mampu menghasilkan produksi biji kakao berkualitas premium.

“Yang membanggakan kita, hari ini kita semua berbahagia, hari ini melakukan pengiriman biji kakao premium dari Kabupaten Jayapura kr Bali,” ungkapnya saat ditemui usai melepas pengiriman kakao.

Dikatakan, bahwa rasa bahagia dan bangga juga terkait kembalinya gairah dan semangat para petani kebun kakao dalam merawat kebun dan mengolah hasil kakaonya.

Triwarno berharap semangat merawat dan mengolah kakao bisa diikuti oleh para petani kakao lainnya.

Dikatakan bahwa, untuk menilai kualitas kakao, pihak manajemen PT Bali Coklat Badung langsung melihat hingga ke kebun kakao di perkebunan milik masyarakat di Kabupaten Jayapura.

“Dan kami Pemerintah Kabupaten Jayapura juga sudah melihat langsung pabrik, melihat aktifitasnya dan seperti apa pengelolaan coklat di sana,” ungkapnya.

Ida Bagus Namarupa, selaku Owner PT Bali Coklat Badung, yang memproduksi panganan coklat dengan merek dagang Jungle Gold Factory Bali, mengungkapkan bahwa banyak penghasil kakao di Indonesia, tapi jarang yang bisa menjaga dan merawat kebun kakaonya sehingga menghasilkan biji kakao berkualitas premium.

Dikatakan, bahwa pihaknya masih membutuhkan lebih banyak biji coklat premium, karena produksi yang ada sekarang masih jauh dari kapasitas produksi di PT Bali Coklat Badung.

“Kapasitas pabrik kami ini saat ini setengah ton dua jam. Jadi kalau dari petani baru mampu mengirim empat hingga 10 ton setiap bulan masih sangat kurang,” ungkapnya.

Dan untuk memberi semangat para petani, pihaknya bersama pemerintah setempat langsung turun ke petani untuk melakukan pendampingan.

Menurutnya, diliriknya produksi kebun kakao di Papua umumnya dan di Kabupaten Jayapura khususnya, karena Papua penuh dengan keunikan tersendiri yang layak ditunjukkan kepada dumia.

“Tanah Papua kita tahu luar biasa kesuburannya sehingga mampu menghasilkan biji kakao-biji kakao dengan keunikannya tersendiri,” ungkapnya.

Hal itu akan membuka gerbang kepada dunia untuk ingin mengetahui lebih jauh tentang Papua.

Dikatakan juga, bahwa sejak awal mendirikan perusahaan, sudah memiliki keinginan untuk memperkenalkan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki biji kakao yang berkualitas premium dan mampu mengolak coklah dengan kualitas premium.[yat]