Pendam : Berita TPNPB/OPM Hanya Propaganda Murahan
JAYAPURA, PapuaSatu.com – Momentum perayaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia di seluruh wilayah Papua kemarin berlangsung dengan meriah, aman dan lancar. Berbagai lapisan masyarakat terlihat berpartisipasi aktif dalam merayakan hari Kemerdekaan ini.
“Kemeriahan ini menunjukan kebanggaan dan rasa cinta tanah air masyarakat Papua yang semakin bergelora,” ungkap Wakapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Dax Sianturi, S.E, Sabtu (18/8/2018).
Dikatakan, dukungan masyarakat Papua terhadap pemerintah RI semakin menguat, dengan pesatnya pembangunan di wilayah Papua saat ini.
“Pendekatan kemanusiaan (human approach) yang dilakukan TNI dengan mengedepankan peningkatan Sumber Daya Manusia (capasity building) dalam melaksanakan tugas pengamanan di daerah perbatasan, pedalaman dan daerah rawan lainnya mulai dapat dirasakan oleh masyarakat Papua,” lanjutnya.
Fakta tersebut, menurut Letkol Inf Dax Sianturi, membuat sekelompok orang yang menginginkan Papua lepas dari NKRI dan Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) yang menamakan dirinya Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat/Organisasi Papua Merdeka (TPNPB/OPM) kehilangan dukungan masyarakat dan semakin terdesak.
Menurutnya, hal itu membuat partisan maupun kelompok yang mengatasnamakan sebagai TPNPB melakukan upaya propaganda dengan penyebaran berita bohong (hoax) melalui media social facebook.
Dari penelusuran PapuaSatu.com, berita hoax yang disebar melalui akun TPNPB di facebook, yakni dihadangnya 8 anggota TNI yang tidak bersenjata di muara sungai Yuguru Ndugama pada Hari Jumat (17/8/2018).
“…terjadi peradangan oleh Pasukan TPNPB Kodap III Ndugama di Bawah pimpinan Komadan Operasih Tuan Egianus Kogeya
setelah bertemu terjadi kontak senjata akibatnya 2 orang Anggota TNI Tanpa identitas itu tewas dan 6 orang lainnya Kabur ke Tuhan.”
Demikian kutipan yang diungkapkan melalui akun TPNPB melalui facebook.
Dengan tegas Wakapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Dax Sianturi, S.E menyatakan bahwa berita tersebut berita bohong (hoax).
“Berita penembakan 2 prajurit TNI di Muara Kali Yuguru pada tanggal 17 Agustus 2018 adalah Hoax. Berita tersebut merupakan propaganda murahan yang sengaja disebarkan oleh TPNPB/OPM untuk menakut-nakuti masyarakat Papua yang sedang merayakan HUT Kemerdekaan RI ke-73 dengan penuh kedamaian dan sukacita,” ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan, propaganda kelompok TPNPB/OPM dan KNPB terbukti tidak menyurutkan semangat masyarakat Papua untuk berpartisipasi aktif dalam memeriahkan acara-acara rakyat yang diselenggarakan untuk memeriahkan HUT RI ke 73 di seluruh wilayah Papua.
“Kodam XVII/Cenderawasih mendorong pihak Kepolisian RI untuk melakukan tindakan penegakan hukum yang tegas terhadap kelompok-kelompok maupun individu yang selama ini mengganggu jalannya pembangunan dan ketenteraman masyarakat di wilayah Papua dengan menyebarkan isu-isu provokatif, berita hoax maupun melakukan aksi gangguan teror keamanan terhadap masyarakat Papua,” harapnya.
Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI George E. Supit, atas nama seluruh prajurit Kodam XVII/Cenderawasih pun mengapresiasi, dan merasa bangga dan mengucapkan terimakasih kepada seluruh jajaran pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, Polda Papua, tokoh agama, tokoh adat/masyarakat, para veteran pejuang, tokoh pemuda, insan pers/media, ormas serta seluruh elemen masyarakat Papua yang telah menjaga situasi keamanan yang kondusif pada momentum perayaan peringatan HUT RI ke 73 di wilayah Papua.
“Kodam XVII/Cenderawasih mengajak seluruh elemen bangsa untuk terus bersama-sama menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI dengan menciptakan situasi keamanan yang kondusif di wilayah Papua melalui semangat persatuan dan optimisme untuk mewujudkan Papua yang lebih baik, hebat, damai dan sejahtera,” ujarnya.
Bahkan upaya Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang terdiri dari kelompok mahasiswa pendukung Papua merdeka yang telah memaksa dan mengintimidasi para mahasiswa baru Universitas Cenderawasih, justru menuai kecaman dari berbagai pihak.
Dalam hal ini, para mahasiswa baru tersebut dipaksa untuk meneriakkan yel-yel Papua merdeka, membawa atribut bertuliskan “Referendum”, menggunakan gelang Bintang Kejora dalam kegiatan Ospek Fakultas FISIP dan Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih.[loy]