Rakyat Papua Tolak Dialog Papua-Jakarta

803
Suasana Pertmuan masyarakat dan beberapa komponen pergerakan Papua Merdeka saat mendengar penjelaskan LP3BH terkait isu Dialog Papua- Jakarta di Kantor DAP Wilayah III Doberay. Foto : FREE/PapuaSatu.com

Manokwari, Papuasatu.com – Dewan Adat Papua (DAP) wilayah III Domberay menggelar pertemuan menyikapi isu Dialog Papua- Jakarta yang dibicarakan empat belas tokoh agama dan adat Papua saat bertemu Presiden Jokowi, di gedung Istina Negara, Jakarta, 15 Agustus 2017 lalu.

Dalam pertemuan yang digelar di Aula DAP Wilayah III Doberary di Jl. Taman Makam Pahlawan, Manokwari tersebut dihadiri oleh puluhan masyarakat Papua dan beberapa komponen yang mendukung Pergerakan Papua Merdeka. Dalam pertemuan tersebut hadir juga Direktur Eksekutif LP3BH Manokwari, Yan Christian Warinussy.

Plt. DAP Wilayah III Doberai, Jhon Warijo  mengatakan, pertemuan ini dilaksanakan agar masyarakat bisa megetahui dan mengerti isi agenda Dialog Papua-Jakarta.

“Kami menghadirkan Direktur Ekseutif LP3BH Manokwari, karena beliau juga yang menghadiri pertemuan bersama ke empat belas tokoh agama dan adat Papua dengan Presiden Jokowi saat itu,”kata Jhon Warijo dalam arahannnya.

Yan Christian Warinussy mengatakan bahwa dirinya diundang DAP sebagai salah satu diantara empat orang yang hadir dalam pertemuan di Istana Negara bersama Presiden Jokowi pada saat itu.

“Saya diundang untuk menjelaskan atau mengklarifikasi apa yang dibicarakan dalam pertemuan itu, karena apa yang dibicarakan di istana merdeka waktu itu sudah di viralkan jauh dari konteks yang kita bicarakan,”kata Warinussy.

Dikatakannya, memang harus dijelaskan atau diklarifiksi karena isu yang berkembang diluarkan sana bahkan di media sosial bahwa Presiden setuju untuk melakukan Dialog dengan Rakyat Papua terkait pembangunan, ekonomi, sosial , dan politik.

“Jadi saya coba menjelaskan bahwa pada waktu kita ketemu dengan Presiden, sesungguhnya kita ini tidak tahu, kita diungdang untuk bicara apa dan saya sendiri tidak tahu kalau nantinya akan bersama-sama dengan para tokoh agama dan adat yang hadiri saat itu,”ucap Warinussy.

Dikemukakannya bahwa, dalam isi undangannya yang dikirim melalui email itu hanya menerangkan tentang silahturahmi tokoh agama dan adat Papua bersama Presiden dan tidak disebutkan tujuan silahturahmi tersebut.

“Nah, sebelum kita bertemu dengan Presiden. Saya bersama para tokoh agama dan adat Papua bertemu untuk membahas kira-kira apa yang nanti kita akan sampai kepada Presiden. Nah dalam diskusi kita sepakati untuk mendorong Presiden untuk melakukan dialog dengan rakyat Papua untuk menghentikan kekerasan yang terjadi di Papua,”jelas Warinussy.

Selain itu, Warinussy menyebutkan, dalam pertemuan itu telah disampaikan kepada Presiden untuk menunjuk orang yang dipercayakan secara khusus oleh Presiden untuk berbicara tentang dialog.

“Jadi, perlu digaris bawahi bahwa pada saat kita bertemu, kita tidak bicara mengenai dialog sektorat yang hanya membicarakan tentang infratruktur, sosial, pendidikan dan kesehatan dan kami tidak bicarakan itu sama sekali,”kata Warinussy.

Kemudian, beber Warinussy, Presiden Jokowi langsung menunjukan Pater Nelas Tebay untuk menjadi ketua tim persiapan Dialog sektoral Papua- Jakarta, karena yang selama ini berbicara soal dialog adalah Pater Neles Tebay.

“Tapi setelah saya menjelaskan, masyarakat dan beberapa komponen pergerakan Papua Medeka yang hadir dalam pertamuan di DAP menolak dengan tegas Dialog Sektorat Papua-Jakarta. jadi initinya masyarakat menolak dialog itu,”tandas Warinussy. [FREE]