Alasan Kondisi Geografis, Sebabkan Rendahnya Capaian PIN Polio di Papua

1004
Suasana Journalist Class di Ruang Rapat Dinkes Provinsi Papua, Rabu (27/3/2019)

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Hingga 18 Maret 2019, cangkupan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio di Provinsi Papua hingga kini baru mencapai 33,35 persen.

Pelaksanaan PIN polio tersebut di Papua masih terus berlangsung hingga April 2019 nanti.

Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Sem Kaiwai menyatakan, pencapaian imunisasi pada beberapa kabupaten di Papua memang sangat rendah, karena banyak hambatan yang ditemui saat akan melaksanakan PIN polio.

Selain letak geografis dan kondisi yang sangat sulit untuk dijangkau, seperti salah satunya di Kabupaten Mamberamo Raya, ada pula faktor keluarga yang tidak ingin anaknya diimunisasi.

“Meski demikian kami tetap pasang target bahwa bisa mencapai 95 persen dari 1,9 juta anak di Papua dengan usia 0-15 tahun dalam waktu dua bulan ini,” katanya saat Journalist Class di Ruang Rapat Dinkes Provinsi Papua, Rabu (27/3/2019).

Sem juga membeberkan tentang langkah-langkah apa saja yang dilakukan agar target tersebur dapat tercapai.

“Kami terus menggelar rapat koordinasi lintas sektoral untuk membantu program PIN polio, terutama untuk mengatasi masalah transportasi ke daerah terpencil,” bebernya.

Diantaranya, yang sudah dilakukan adalah menjalin kerja sama dengan PT Freeport Indonesia yang akan membantu menyediakan transportasi ke kampung-kampung.

Tak hanya itu, Sem juga menjelaskan bahwa sosialisi mampu membuat para orangtua paham fungsi dan kegunaan dari imunisasi polio yakni membangun kekebalan tubuh anak terhadap virus polio, sehingga hambatan terkait faktor keluarga maupun budaya yang membuat orangtua menolak anaknya diimunisasi suda minim ditemui dilapangan.

“Untuk saat ini tidak ada penolakan yang kamk temui saat pemberian vaksin polio. Dan kami mau mengingatkan bahwa vaksin polio ini gratis karena vaksinnya disiapkan pemerintah,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Papua, Dr. Renny Hariati menyampaikan bahwa virus polio sangat berbahaya karena mudah ditularkan. “Polio dapat ditularkan dari tinja yang mengandung virus polio, ataupun ditularkan dari cairan mulut atau bersin orang yang terinfeksi,”imbuhnya.

Renny menyatakan salah satu indikasi anak terinfeksi polio adalah terjadinya lumpuh layu akut yang biasanya asimetris. Akan tetapi, Renny mengingatkan bahwa tidak semua kasus lumpuh layu terjadi karena anak terinfeksi virus polio.

“Setiap kasus lumpuh layu harus segera dilaporkan ke pusat kesehatan masyarakat atau rumah sakit agar bisa ditangani dengan tepat,”ucap Renny.

Ia juga mengingatkan agar jeli serta tanggap bila ada temuan kasus lumpuh layu. “Hati-hati, tidak semua lumpuh layu disebabkan virus polio. Bila ada lumpuh layu mendadak yang dialami anak berusia kurang 15 tahun, kasus itu harus segera dilaporkan ke pusat pelayanan kesehatan masyarakat atau rumah sakit. Untuk memastikan apakah anak terinfeksi polio, sampel tinja anak harus diperiksa mengandung virus polio atau tidak,”tukasnya.[ayu]