Yan Matuan : KPA Papua Akan Fight Selamatkan Ribuan Pengidap HIV

3096
Caption : Ketua Harian KPA Provinsi Papua, Yan Matuan ketika bersama tim relawan dalam ibadah raya di Auditorium UNCEN, 7 Maret 2019
Caption : Ketua Harian KPA Provinsi Papua, Yan Matuan ketika bersama tim relawan dalam ibadah raya di Auditorium UNCEN, 7 Maret 2019

JAYAPURA, PapuaSatu.com –  Ketua Harian Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua, Yan Matuan menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk fight (berjuang) untuk menyelamatkan ribuan orang Papua yang sedang menderita akibat terinveksi HIV-AIDS.

Yang mana, data yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Provinsi Papua per Desember 2018, di Provinsi Papua tercatat 39 ribu lebih kasus HIV-AIDS.

“KPA sekarang tidak mau main-main. Mau fight-fight betul,” ungkapnya saat ditemui usai menggelar ibadah raya di Auditorium Uncen, Kamis (7/3/2019).

Dengan uang yang ada, meski dalam jumlah terbatas, Yan Matuan yang baru menjabat sebagai Ketua KPA Provinsi Papua sekitar tiga bulan ini akan terus berupaya memperkuat di berbagai sisi kelembagaan maupun pelayanan dalam memerangi HIV AIDS di Papua.

Hal itu dibuktikan dengan komitmennya untuk membeli obat terbaru di dunia medis yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit kronis, yakni stem cell atau lengkapnya adalah Purtier Placenta Stem Cell yang di dunia medis juga dikenal dengan nama Sel Punca.

Obat stem cell yang telah diujicoba kepada salah satu pengidap HIV AIDS di Papua maupun di berbagai daerah di Indonesia bahkan di berbagai negara di dunia, pengidap HIV AIDS menunjukkan tanda-tanda kesembuhan setelah secara rutin mengkonsumsinya. ”Mahal biar kita beli, tidak ada masalah uang habis,” tegasnya.

Dikatakan, KPA Papua sedang dalam proses pembelian obat Stem Cell, dengan total harga mencapai Rp. 1,47 milyar, yang harga per butirnya sekitar Rp 100 ribu. “Obat itu gratis untuk mereka (ODHA) di Papua,” ungkap Yan Matuan.

Selain mendatangkan obat-obatan, KPA Papua juga berupaya menguatkan aspek kerohaniahan, baik kepada para relawan yang sementara dalam proses perekrutan maupun kepada ODHA, melalui tim doa, yang untuk menunjang pelayanannya diberi satu unit mobil yang merupakan hibah dari Pemerintah Provinsi Papua.

“Obat sudah kita beli, alkitab sudah, mobil sudah. Apalagi yang kurang KPA akan beli semua,” tandasnya optimis.

Sementara itu, dr. Jhon Manangsang yang beberapa kali berkesempatan tampil memberikan wawasan seputar pengobatan HIV-AIDS kepada para relawan KPA Papua mengungkapkan optimismenya pengidap HIV AIDS akan bisa disembuhkan.

Pengobatan yang selama ini dilakukan menggunakan obat Anti Retro Viral (ARV), hanya bersivat menolong para penderita HIV AIDS agar bisa bertahan hidup sebagaimana orang sehat. Namun ARV tidak bisa menyembuhkan, sehingga harus diminum seumur hidup.

Kata John Manangsang, penemuan paling mutakhir di abad 21 di dunia medis, yakni stem cell, yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit kronis, seperti kanker, dan lain-lainnya.

“Di Papua baru satu tahun bicara obat ini, Indonesia baru empat tahun dan dunia baru 10 tahun. Jadi kita ketinggalan,” ungkapnya.

Meskipun demikian, kata dr. John Manangsang, pihaknya sudah teken kontrak dengan KPA Papua untuk mendatangkan obat tersebut guna menyembuhkan para penderita HIV AIDS di Papua. [yat]