Bahasa Indonesia Bahasa Pemersatu di Papua

879

SENTANI, PapuaSatu.com – Pendeta Albert Yoku selaku Ketua tim enam wilayah Papua mengatakan, sebagai integrasi Papua ke Indonesia pada tahun 1963 silam telah membawa dampak positif bagi perkembangan dan kemajuan di tanah Papua.

Dimana masyarakat diseluruh penjuru tanah Papua kini sudah berkomunikasi bahasa Indonesia. Hal itu menandakan bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu di Papua.

“Kita mengunjungi berbagai kampung yang ada di Papua dengan bermodalkan bahasa Indonesia dapat berkomunikasi dengan masyarakat setempat,” Pdt. Albert Yoku (Ketua Tim 6) kepada wartawan di kediamannya, Senin (30/4/2018).

Selaku Tokoh Agama di Papua, Pendeta Albert Yoku  di Papua menyampaikan salam kemerdekaan karena Papua merupakan bagian dari NKRI.  “Kita, masyarakat Papua sebagai bagian dari Negara Indonesia dalam bingkai NKRI yang kita cintai. Selaku tokoh agama, saya menyapa seluruh masyarakat Papua yang tinggal di Tanah Papua,” ujar Pdt Alberth Yoku.

Setiap orang dalam waktu tertentu pasti mempunyai momentum sesuatu sejarah. Sama seperti 1 Mei wajib diketahui oleh seluruh warga Papua tentang 55 tahun kembalinya Papua  ke pangkuan ibu pertiwi.  “Secara hukum dalam bahasanya defakto de yure bahwa 1 Mei bahwa Papua menjadi bagian dari NKRI,” katanya.

Sejak terjadinya integrasi Papua telah banyak mengalami perubahan sampai peradaban baru. Terbukti masyarakat Papua sudah berinteraksi sosial dari dunia homogen menjadi heterogen.  “Banyak perubahan dari segi sarana dan prasarana serta kebutuhan dasar di Papua,” cetus Pendeta Albert Yoku.

Oleh karena itu apabila terjadi konflik pada tanggal 1 Mei 2018 hari ini-red, itu hanya ulah segelintir orang orang  yang tidak mensyukuri kearifan lokal rakyat Papua.

Diharapkan dari tahun ke tahun Papua semakin lebih baik dan kerukunan serta integrasi Papua kembali ke pangkuan ibu pertiwi tidak dipolitisir tetapi didalami dalam kehidupan di Papua.

“Antara agama dan budaya dapat menjadikan kemajuan Papua, karena Tuhan adalah zat segala zat yang harus disembah sesuai keyakinan masing masing,” tekannya.

Ondofolo Sosiri, Enoch Boash mengatakan Papua dan Indonesia tidak dapat dipisahkan. Dimana Indonesia adalah satu saudara, sehingga seluruh masyarakat yang hidup dimanapun merapatkan barisan untuk membangun Papua.

“Saya himbau kepada saudara saudara  yang sering melakukan kegiatan kegiatan  yang tidak perlu untuk dihentikan,” ujar Enoch Boash.

Enoch Boash mengajak segenap komponen masyarakat melakukan koreksi diri sendiri.  “Saya imbau kepada seluruh rakyat Papua hilangkan dan buang jauh jauh  hal hal yang bisa merugikan diri sendiri. Kita bisa menjadi orang baik dan membangun Papua menjadi tanah damai. Disanalah Tuhan memberkati kita,” ujarnya.

Lanjut dia, tanah Papua merupakan tanah yang diberkati untuk memberi makan dunia. “Untuk apa mencari kemerdekaan lagi sedangkan Papua adalah dapur yang bisa memberi makan dunia. Mari kita kembali ke NKRI, negara yang sangat kita cintai,” pungkasnya. [pendam/loy]