SARMI, PapuaSatu.com – Guna meninjau hasil kegiatan TNI Manungal Membangun Desa (TMMD) ke-103 Kodim 1712/Sarmi, Ketua Tim Pengawasan dan Evaluasi (Wasev) TMMD, Brigjend TNI Hendrawan, SIP melakukan kunjungan kerja ke lokasi TMMD ke-103 Kodim 1712/Sarmi di Kampung Wamariri dan Kampung Soramania, Distrik Apawer Hulu, Kabupaten Sarmi, Kamis (8/11/2018).
Dalam kunjungan tersebut, Brigjen Hendrawan melaksanakan pertemuan dengan Forkopimda Kabupaten Sarmi yang dihadiri Bupati Sarmi, Drs. Edward Fonataba,MM, Dandim 1712 Sarmi Letkol Hendra Pesireron, SE; Kapolres sarmi AKBP Paul Izak S dan sejumlah undangan maupun aparatur kampong setempat serta masyarakat penerima manfaat TMMD.
Dalam laporannya Dandim 1712/Sarmi, Letkol Inf. Hendra Pasireron,SE memaparkan bahwa dalam perencanaan awal, TMMD akan dilaksanakan di Kampung Ebram.
Dan atas saran dari Bupati Fonataba, pelaksanaannya disarankan dilaksanakan di daerah terlemah, sehingga Tahun 2018 dilaksanaan di Kampung Wamariri dan Kampung Soramania sebagai daerah terlemah.
Dalam kegiatan TMMD yang akan dilaksanakan selama 30 hari (15 Oktober-15 November), untuk kegiatan fisik, yaitu membangun gereja 7X18 m2, balai kampung 7X18 m2 dan MCK 2X4 m2.
Sedangkan kegiatan non fisik, yaitu berupa penyuluhan pertanian, wawasan kebangsaan, KB Kesehatan, pengobatan massal dan pembagian sembako.
Brigjend Hendrawan saat ditemui usai pertemuan dengan Forkopimda dan masyarakat berharap bahwa apa yang dibangun oleh TNI melalui TMMD tersebut bias bermanfaat bagi masyarakat dan pemerintah daerah.
“Perencanaan ini berasal dari keinginan dan masukan masyarakat. Apa yang diinginkan itu yang kita wujudkan,” ungkapnya.
Dalam hal ini, TNI dan Polri, dalam hal ini Dandim berkomunikasi dengan Bupati, sehingga keinginan dan masukan hasil rembukan, bias ditetapkan dan diwujudkan melalui TMMD.
“Kita berharap, dengan TMMD ini bisa membuka daerah-daerah yang terisolir, sehingga terbuka sama dengan daerah yang lainnya,” ujarnya.
Apa yang menjadi visi bupati, bahwa TMMD hendaknya dimulai daerah terlemah, menurut Brigjen Hendrawan, sangat sejalan dengan visi TMMD.
“Kalau bupati bilang TMMD ini dicanangkan dimulai dari titik terlemah, ini satu kecocokan pendapat. Mudah-mudahan kedepan kita bisa melihat daerah-daerah mana lagi yang bisa kita lakukan seperti ini,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Sarmi E Fonataba menyatakan terima kasihnya kepada aparat TNI yang telah memberikan perannya dalam membangun di salah satu kampong di daerahnya. Dalam hal ini, apa yang menjadi visinya dalam membangun kampung terpencil sangat cocok (chemistry) dengan apa yang menjadi visi program TMMD.
“Sebagaimana Pak Jenderal tadi, bahwa ini satu kecocokan, atau bahasa tingginya itu chemistry,” ungkapnya.
Disinggung apakah nantinya akan mengusulkn kampong lain yang juga tergolong masih terpencil dan terisolir di Sarmi, Bupati Fonataba tidak berani berjanji, dan memberikan satu filsafatnya dalam upaya memberikan pelayanan kepada rakyatnya.
“Dikomentari tau-tau tidak jadi. Filsafat laut to, kalau sudah ada ikan di perahu baru menyanyi,” ungkapnya.[yat]