Cerita Jokowi Pilih Mantan Kapolres Manokwari Sebagai Ajudan Pribadi

1056

Komisaris Besar Jhonny Edison Isir (kanan) yang merupakan ajudan Presiden Jokowi saat mendampingi pidato kenegaraan di Gedung DPR, Jakarta, 16 Agustus 2017.Foto: TEMPO/Dhemas Reviyanto.



Kapolri : Presiden Ingin Punya Ajudan Orang Papua

JAKARTA – Presiden Joko Widodo baru saja memilih Komisaris Besar Jhonny Edison Isir sebagai ajudan pribadinya. Posisi ajudan Presiden Jokowi dari Polri kosong setelah Brigadir Jenderal Listyo Sigit Prabowo dimutasi menjadi Kapolda Banten sejak Oktober 2016.

Menurut Kapolri Jenderal Tito Karnavian, terpilihnya Jhonny sebagai ajudan pribadi baru, berawal dari pertemuan Tito dengan Jokowi di Hari Bhayangkara pada 10 Juli 2017 lalu. Saat itu, kata Tito, Jokowi senang melihat salah satu ajudan Tito, Stefanus, yang berasal dari Papua.
Tito kemudian menggambarkan Stefanus sebagai sosok yang setia, cerdas, dan mengerti yang diinginkan olehnya. Stefanus telah mendampingi Tito selama lima tahun terakhir.

“Kemudian beliau (Jokowi) juga menyampaikan, ‘saya juga ingin punya ajudan orang Papua’,” kata Tito menirukan percakapannya dengan Jokowi, saat ditemui di Polda Metro Jaya, Rabu, 16 Agustus 2017.

Tito kemudian merekomendasikan sejumlah nama. Saat ini, tiga ajudan pribadi Presiden dari TNI adalah angkatan 1996. Tito mengatakan di Polri, ada satu angkatan 1996 yang juga menonjol prestasinya, yakni Jhonny Edison Isir.

Tito menggambarkan Jhonny sebagai sosok yang cerdas dan berpengalaman sebagai Kapolres di daerah-daerah Papua dan juga di Jawa. Terakhir, ia bertugas sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau. Bahkan, Jhonny pernah meraih penghargaan Adhi Makayasa.

Setelah diajukan dan menjalani tes, Jokowi pun setuju memilih Jhonny sebagai salah satu ajudan pribadinya yang baru. Ia mulai bertugas sejak kemarin, dan ikut mendampingi Presiden pada pidato kenegaraan di Gedung DPR hari ini.

“Secara pribadi, ini satu sejarah. Sejarah pertama kali orang Papua bisa menjadi ajudan presiden,” kata Tito.

Langkah Jokowi yang memilih Jhonny, kata Tito, juga menunjukan rasa nasionalisme dan cinta akan Kebhinekaan. Pasalnya, selain bersuku asli Papua, Jhonny juga jadi satu-satunya ajudan Presiden yang non-muslim.

Tito berharap terpilihnya Jhonny sebagai ajudan pribadi Presiden Jokowi, dapat menjadi pemicu motivasi anak-anak Papua lainnya. Sosok Jhonny menjadi bukti bahwa masyarakat yang selama ini dianggap minoritas sekalipun bisa memiliki segudang prestasi. Apalagi, menjadi ajudan pribadi Presiden bukan hal yang mudah dicapai.

Selain bidang kesehatan, jasmani, psikologi, juga kecerdasan, seorang ajudan juga harus memiliki chemistry dengan Presiden. “Kembali kalau bicara masalah ajudan kan, orang kepercayaan, ring 1 beliau. Itu masalah chemistry, sangat penting sekali. Ngeklik atau enggak,” kata Tito.  (Tempo/Abe)