Jayapura, PapuaSatu.com – Lukas Enembe SIP.MH siap menanti calon tunggal dan melawan kotak kosong pada pilkada serentak yang akan berlangsung pada, 2018 mendatang.
Pasalnya, sebanyak 10 partai politik telah memberikan dukungan untuk maju kembali sebagai Gubernur Papua bersama wakilnya, Kelemen Tinas pada Periode 2018-2023.
Bahkan dukungan itu tertuang dalam pernyataan Fraksi Partai Demokrat DPR Papua terkait dukungan dari 10 partai politik atas rekomendasi kepada Lukas Enembe, SIP, MH yang disampaikan dalam Rapat Paripurna DPR Papua, Jumat (18/8/2017) kemarin.
Gubernur Lukas Enembe pun menyampaikan dukungan 10 partai politik itu, diakhir pidatonya dalam penutupan rapat paripurna DPR Papua tentang pengesahan empat raperdasi yang dibahas DPR Papua.
“Saya sampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada fraksi-fraksi dewan yang secara terus menerus memberikan dukungan selama 4 tahun lebih untuk menjalankan tugas, dalam rangka pendapat akhir fraksi telah memberikan pernyataan dukungan politik kepada saya dan Klemen Tinal untuk maju sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Papua,” kata Gubernur Lukas Enembe dihadapan sidang DPR Papua.
Selain itu, kepada pimpinan dan pengurus partai politik baik ditingkat provinsi dan pusat yang telah memberikan dukungan politik dalam pencalonan sebagai gubernur dan wakil gubernur Papua, baik pimpinan partai politik Partai Demokrat, PAN, PKPI, Nasdem, Partai Golkar, Partai Hanura, PKS, PKB, PPP dan Partai Gerindra.
“Kita berharap Papua yang kita bangun berdasarkan kebersamaan, kebersamaan kita semua dari 170 suku yang ada di Papua sebaiknya kita bersatu bersama-sama membangun Papua, untuk mendukung saya sebagai gubernur dan saudara Klemen Tinal sebagai wakil gubernur pada periode yang akan datang,” katanya.
Usai penutupan sidang, Gubernur Lukas Enembe kepada wartawan menyampaikan terimakasih kebersamaan bersama Wakil Gubernur Klemen Tinal selama 4 tahun lebih, semua fraksi dan komisi telah mendukung kepemimpinannya.
“Selanjutnya saya juga menyampaikan terimakasih atas dukungan partai politik, baik di tingkat pusat maupun di daerah. Dimana 10 partai politik ini, yang rekomendasinya saya baca kami mendapat dukungan penuh, kecuali PDI Perjuangan karena saudara kita di Jayawijaya mengklaim terus akan mendapatkan dukungan, silahkan dia urus, nanti kita lihat berhasil atau tidak kita ikuti saja, tapi prosedur partai kita juga ikuti juga,” paparnya.
Namun, pihaknya tetap membuka lebar untuk PDI Perjuangan bisa bergabung untuk bersama-sama membangun Papua.
“Tinggal PDI Perjuangan, kalau bergabung membangun Papau, silahkan saja bergabung. Tapi kita juga menghargai Wempi karena dia yang berjuang. Kalau dia ambil pun akan tergantung karena tidak cukup jumlah kursinya, karena batas 9 sampai 12 kursi,” jelasnya.
Untuk itu, pihaknya menyampaikan terima kasih atas dukugan partai politik terhadapnya tersebut. Apalagi, sebagaian besar sudah ada B1 KWK. Tinggal mendaftar, tinggal beberapa partai seperti Demokrat dari segi sekiannya harus dibawa ke majelis tinggi.
Pihaknya berharap jika memang PDI Perjuangan belum menjatuhkan dukungan ke JWW, maka pihaknya mengajak partai berlambang banteng moncong putih itu, bergabung untuk membangun Papua bersama.
Apakah 10 partai sudah merupakan dukungan dari DPP? Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Papua ini mengakui jika rekomendasi atau dukungan itu dari DPP langsung. “Untuk apa saya bicara kalau belum ada dukungan. Seluruhnya sudah mendapatkan rekomendasi bahkan sebagian besar sudah berupa B1 KWK, artinya ketika mendaftar sudah ada calon gubernur dan wakil gubernur. Jadi, kami dua (Lukas Enembe – Klemen Tinal) lanjutkan untuk memimpin daerah,” katanya.
Apakah melawan kotak kosong? Lukas Enembe mengakui belum bisa dipastikan, sebab masih ada calon dari independent yang masih dalam proses.
Alasan memilih kembali Klemen Tinal sebagai calon Wakil Gubernur? Lukas Enembe mengakui jika selama ini terus bersama-sama dan masih cocok terutama menunjang keputusan dalam pemerintahan, pembangunan maupun kemasyarakatan.
Bahkan, sampai saat ini masih berjalan dengan baik, tidak pernah ada pertengkaran. Jika ada perbedaan pendapat, dalam proses pemerintahan itu merupakan hal yang wajar.
“Pasti dalam kebersamaan ada dinamika, namun semuanya bisa diatasi dengan biak dan selama berjalan dengan Klemen Tinal cocok dan tidak pernah ada permasalah terutama dalam mengambil keputusan,” paparnya.
Soal semua partai sudah diborong, Lukas menambahkan jika melihat dari konfigurasi kursi yang ada di DPR Papua terdapat total 55 kursi, sehingga dari dukungan 10 partai politik itu, setidaknya sudah ada 48 kursi sudah dipegang oleh Lukas Enembe. Maka tidak menutup kemungkinan bahwa 90 persen bisa calon tunggal.
Lebih lanjut disampaikan Lukas Enembe bahwa untuk membangun Papua terlalu besar dan luas, apalagi dihadapkan permaslahaan yang sangat kompleks
“Kita belajar pada pilkada lalu di kabupaten/kota yakni menimbulkan korban jiwa. saya tidak tidak mau kalau ada rakyat mati sia-sia, mati akibat HIV/AIDS, Narkoba, miras dan lain-lain atau pilkada. Itu mati bodoh-bodoh,” papar Lukas Enembe.
Orang nomor satu di Papua ini mengaku bahwa dirinya tidak ingin satu nyawa orang Papua hilang karena mati sia-sia, sehingga menuju pada calon tunggal itu harus menjadi catatan bukan karena merasa bahwa super tetapi juga lebih pada pendekatan bagaimana meminimalisir potensi-potensi konflik yang akan timbul akibat pilkada gubernur.
Untuk itu ia mengajak semua komponen, terutama elemen partai politik sebagai penentu garis dari pada pemerintah yang akan datang, dengan demikian walaupun Partai Demokrat sudah ada 16 kursi tetapi Partai Demokrat tetap mengajak parpol lain untuk bahu membahu membangun negeri ini kedepan.
Jadi banyak hal yang kita dapatkan manfaat politik dari calon tunggal itu. Meminimalisir peta konflik yang akan terjadi, menghemat pembiayaan. Untuk meminimalisir konflik tadi, lebih bagus kita dengan kotak kosong. Sebab ketika ada perlawanan maka orang Papua pasti akan mati,” imbuhnya. (Nius)