KEEROM,Papuasatu.com- Setelah sehari sebelumnya, penanggungjawab Deklrasi Viktoria 1 Juli TPNM/OPM, Lamber Pekikir menyebut bahwa dua warga yang menyerahkan senjata api kepada Pemerintah kabupaten Keerom, pada 2 Oktober 2017 bukan orang Indonesia dan juga bukan kelompok TPN/OPM.
Kali ini, giliran mantan Ketua Dewan Adat kabupaten Keerum, Hubertus Kwambre menyebutkan bahwa kedua orang tersebut hanya mencari nama dan ingin mendapat sesuatu kepada pemerintah, sehingga memainkan peran dengan mengatasnamakan OPM lalu kembali ke pangkuan NKRI.
“ mereka berdua hanya ingin mendapatkan sesuatu kepada pemerintah Indonesia dalam hal ini pemerintah kabupaten Keerom, padahal mereka bukan orang Indonesia maupun kelompok TPN/OPM, tapi mereka warga Negara PNG yang berasal dari Kampung Skotihu dan Kampung Ailes Distrik Bewani Sandaun Provinsi Vanimo PNG,” tegas Hubertus kepada PapuaSatu.com di Kantor Bupati Keerom, Rabu (4/10/2017).
Bahkan tegas dia, kedua warga itu bukan Anggota TPN/OPM dan bukan Orang Papua Barat yang mengunsi di perbatasan kerana Idiologi Papua Merdeka.
“ jadi hati- hati, jangan cepat mudah percaya. Apalagi mengatasnamakan TPN/OPM. Padahal statusnya sebagai warga biasa saja, sehingga kedua orang itu harus diwaspadai,” ujar Hubertus Kwambre
Kata Hubertus, kedua orang itu telah jelas indentitasnya yaitu Billy Woi merupakan Ondoafi Skotiau dan Benyami Wel dari Kampung Ailes. “ kedua orang itu semua warga PNG, Bukan Orang Keerom atau Orang Papua barat,”ujarnya.
Untuk itu, pemerintah daerah, TNI maupun Polri yang berada di Kabupaten Keerom mengetahui secara baik tentang suku- suku dan marga- marga di Papua maupun suku- suku dan marga yang mendiami di sepanjang wilayah perbatasan.
Selain itu harus memahami bahwa komplik di Papua adalah komplik antara pemerintah Indonesia dengan Rakyat Papua Anti Integrasi atau konflik Idiologi Papua Merdeka, Bukan Konflik batas Negara antara NKRI dan PNG. “ jadi hati- hati, jangan ada tertipu di antara kita,”pungkasnya. (rhy/nius)