HMS Blusukan di Pasar Asiki
JAYAPURA, PapuaSatu.com – Calon Gubernur dan wakil gubernur Papua No Urut Dua John Wempi Wetipo-Habel Melkias Suwae (JOSUA) meninjau Jalan Trans Papua di Wilayah Merauke-Bovendigoel, Kamis (15/3/2018).
Saat media ini ikut dalam rombongan John Wempi Wetipo, terlihat ia menyetir sendiri mobil Pajero berwarnah putih, yang berangkat dari Swissbel Hotel di Jalan Mandala Kabupaten Merauke, sekitar pukul 03.42 WIT.
Rombongan sebanyak 18 mobil itu, sebelum berangkat diawali dengan doa yang di pimpin Sekretaris Pemenangan JOSUA, Natan Pahabol.
Dengan jarak tempuh 450 Kilometer, cukup banyak rintangan yang dihadapi rombongan JOSUA. Seperti kerusakan di dua lokasi yakni di ruas Jalan Kampung Barki dan Kampung Jarut, Distrik Sota.
Tak jarang pula rombongan JWW yang hampir keseluruhan menggunakan mobil Hillux harus membantu mobil truk yang mengangkut sembako dari Kabupaten Merauke, untuk keluar dari genangan lumpur.
Saat media ini menelusuri ide untuk meninjau jalan dengan perjalanan 11 jam dari Kabupaten Merauke-Kabupaten Bovendigoel, ternyata muncul dari Calon Gubernur Papua, John Wempi Wetipo. Padahal, tim pemenangan sudah menyiapkan pesawat untuk tim berangkat ke Kabupaten Bovendigoel dalam rangka melanjutkan kampanye.
Sekeretaris Pemenangan JOSUA, Natan Pahabol mengatakan, kalau JWW sebenarnya sudah di jadwalkan menggunakan pesawat terbang menuju Kabupaten Bovendigoel untuk melakukan kampanye. Akan tetapi beliau lebih memilih jalur darat dan menyetir sendiri.
“Katanya ingin meninjau perkembangan Jalan Trans Papua di wilayah Animha, khususnya penghubung Merauke-Bovendigoel, yang berjarak kurang lebih 450 Kilimeter. Jadi ini keinginan beliau sendiri,” kata Natan.
Sementara Calon Gubernur Papua, John Wempi Wetipo mengatakan, jalan Trans Papua yang dibangun oleh pemerintah pusat ini, merupakan pintu masuk akses perekonimian bagi masyarakat di Kabupaten Bovendigoel-Merauke, sehingga perlu diketahui kondisinya saat ini.
“Tadi kita lihat sendiri. Masih banyak jalan yang rusak. Kasihan mobil truk yang mengangkut bahan-bahan sembako, yang tidak bisa lewat karena jalannya rusak,” kata Wempi.
Menurut Wempi Wetipo, kontruksi pembangunan jalannya kurang baik, sehingga ketika hujan turun lebat, jalan tersebut mudah rusak apabila dilalui kendaraan dengan bobot berat melebihi kapasitas apalagi kondisi tanah yang tidak berbatu .
“Memang jalan ini dibangun dengan aspal. Tetapi tidak dibangun dengan melihat kondisi geografisnya. Itu yang mengakibatkan jalan ini murah rusak. Disini bukan seperti pulau jawa bisa di aspal berlapis-lapis. Kalau disini jalan di aspal lalu rusak, maka jalan itu kembali ke dasarnya,” paparnya.
Wempi Wetipo berharap Jalan Trans Papua yang dibangun oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum, bisa bersinergi dengan pemerintah daerah, dalam membangun infrastruktur jalan dan jembatan.
“Kedepan kita harus berbagi tugas, apa yang dikerjakan pemerintah pusat, apa yang dikerjakan pemerintah provinsi dan kabupaten. Kalau pekerjaan itu kita kerjakan secara sinerg tentunya kita bisa mendapatkan hasil yang maksimal, sehingga masyarakat bisa menafaatkan jalan tersebut dengan baik dan mereka merasakan hadirnya pemerintah ditengah mereka. Kan kita bukan hanya sekedar membuat jalan. Tapi bagaimana jalan itu bisa mensejahterakan masyarakat,” paparnya.
Wempi Wetipo berharap, jalan yang dibangun memiliki kualitas tinggi, sehingga konsentrasi pembangunan tak hanya kepada satu ada dua lokasi saja.
“Saya berterima kasih, melihat pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla yang peduli terhadap pembangunan di Papua, khususnya pembangunan jalan konektivitas antar kabupaten,” ujarnya.
Wempi Wetipo menegaskan, apabila terpilih akan membuat kebijakan, agar pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah pusat bisa di imbangi oleh pemerintahan di daerah.
Sedangkan Calon wakil Gubernur Papua, Habel Melkias Suwae lebih memilih blusukan ke Pasar Asiki Distrik jair kabupaten boven digoel, untuk melihat kondisi perekonomian masyarakat d pasar tersebut.
Menurutnya, pasar merupakan urat nadi perputaran perekonimian di suatu wilayah. “Melalui pasar ini, masyarakat secara tidak langsung melakukan perputaran uang yang ada di daerah ini,” katanya, di sela belusukan, yang juga menggunakan jalur darat dari Merauke-Bovendigoel.
Habel menegaskan, di lokasi perputaran perekonomian, pemerintah harus memperhatikan infrastruktur penunjang lainnya, seperti terminal dan lokasi parkir yang memadai.
“Kalau ada lahan parkir, pasti masyarakat nyaman berbelanja. Apalagi kalau ada terminal, maka masyarakat bisa mengakses transportasi dengan mudah. Inilah yang menjadi komitmen kami (Red, Pasangan JOSUA), untuk memperhatikan pasar tradisional,” ujarnya. [tim Josua/abe]