
Caption Foto : Kapolda Papua Irjen Pol Drs. Boy Rafli Amar, saat berbincang-bincang dengan sejumlah pejabat Utama Polda Papua di Mako Brimob, Senin (23/10/2017) pagi. (Ist/PapuaSatu.com)
Kapolda Papua : Kami Akan Menghadapi Mereka Sesuai Prosedur Hukum
JAYAPURA, PapuaSatu.com – Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dibawah pimpinan Sabinus Waker yang terus melakukan penembakan di Mile Point (Mp) 67, Gunung Sangker Kalibua Kampung Utikini Tembagapura, diketahui memiliki kekuatan sebanyak 15 orang.
Aksi penembakan yang dilakukan KKB sejak Sabtu (21/10/2017) hingga, Minggu (2/10/2017) ini mengakibatkan dua anggota Brimob terluka tembak masing-masing Brigpol Mufadol Satuan Brimob Den B Timika, Barada Alwin Satuan dan satu anggota Brimob gugur bernama Briptu Berry Pramana Putra.
Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Polisi Drs. Boy Rafli Amar menegaskan, kelompok penembakan di Tembagapura itu kurang lebih sampai 15 orang.
“ mereka melakukan penembakan dengan menggunakan senjata hasil rampasan milik aparat keamanan dua tahun lalu. Senjata itu merek Aster dan itu yang digunakan sampai sekarang,” kata Kapolda Boy Rafli Amar kepada wartawan di Mako Brimob Polda Papua, Senin (23/10/2017).
Kapolda memastikan senjata yang digunakan KKB berdasarkan hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang dilakukan aparat keamanan pasca penembakan. “ kami mempelajari dari sisi proyektil dan selongsong peluru yang ditemukan dan hasil olah TKP sama persis dari proyektil senjata hasil rampasan itu,” katanya.
Soal identitas pelaku, Kapolda Boy belum bisa membeberkan identitas para pelaku penembakan itu. “ kelompok belum bisa disebutkan dan yang jelas identitas sudah kita ketahui, kurang lebihnya kelompok Waker,” katanya menjawab pertanyaan wartawan.
Kapolda menegaskan, dengan peristiwa penembakan yang dilakukan KKB ini, pihak kepolisian tetap akan menghadapi dengan langkah-langkah prosedur hukum. “Kita tidak mau banyak lagi korban jiwa dikalangan masyarakat maupun kepada petugas kita dilapangan,” tukasnya.
Apakah ada penambahan pasukan dari kepolisian untuk mengejar para pelaku? Kapolda mengemukakan, pasukan di Timika sudah cukup sehingga dari kekuatan itu terus melakukan konsolidasi dan evaluasi dalam melakukan langkah-langkah penegakkan hukum.
“ anggota kami dilapangan sudah cukup, tinggal kami ploting dibeberapa titik. Mereka tidak focus dalam satu wilayah tapi mereka sudah dibagi,” ungkap mantan Kadiv Humas Mabes Polri ini.
Kapolda menambahkan, penangkapan terhadap pelaku sangat tidak mudah. Tentu selalu waspada dalam melakukan penangkapan karena mereka memiliki senjata.
“ kita harus hati-hati karena kalau bukan kita yang mati mereka yang mati. Itu resiko dari kepolisian di Papua. Prinsipnya kejahatan bersenjata api kita hati-hati, waspada, tegas dan terukur,” pungkasnya. (nius)