JAYAPURA, PapuaSatu.com – Legislator Papua, Emus Gwijangge menyebutkan Wakil Presiden Yusuf Kalla telah mencederai Budaya Adat dan tradisi Orang Asli Papua terhadap pengguna Koteka yang telah menjadi budaya asli orang Papua, khususnya di wilayah Pegunungan Tengah.
Pernyataan itu terungkap dari salah satu pengakuan Kemendikbud, yang mengaku bahwa Wapres meminta agar penari tradisional dari Pegunungan Tengah Voice Of Papua yang ikut dalam Europa Arts Festival Indonesia tak mengenakan pakai tradisi sukunya yakni Koteka.
“ Koteka sudah merupakan budaya adat dan tradisi kami di Pegunungan Tengah hingga turun temurun dan kami dibesarkan dari Koteka, sehingga tidak ada satupun yang mengatur ataupun melarang budaya kami. Itu identitas diri kami sehingga pernyataan Wapres RI sangat mencederai orang asli Papua,” tegas Emus Gwijangge kepada wartawan, di DPR Papua, Rabu (22/11/2017).
Ia menegaskan, pernyataan Wakil Presiden RI di media sosial merupakan penghinaan besar untuk pancasila dan suku-suku di seluruh Indonesia, khususnya suku Orang Asli Papua. “Kami minta Wapres mengklarifikasi pernyataannya di Medsos dan meminta maaf kepada rakyat Papua,” ujarnya.
Jika pernyataannya itu tidak ada permintaan maaf maka ia mengajak kepada seluruh para kepala suku dan seluruh masyarakat di Pegunungan Tengah, untuk menanggapi serius atas pernyataan yang disampaikan Wakil Presiden. “Bila perlu kita harus melakukan gugatan hukum,” tukasnya.
Bahkan, tegas Emus, pihaknya selaku anggota DPR Papua akan memasang badan untuk melakukan aksi demo besar-besaran untuk meminta penjelasan Wakil Presiden atas penginaan dan pelarangan Koteka sebagai budaya orang asli Papua yang disampaikan lewa media.
“ Kami akan bentuk tim untuk berangkat kesana Jakarta dan saya akan buka baju dihadapan Wakil Presiden, saya akan memakai koteka sebagai budaya kami di Pegunungan Tengah. Budaya koetaka jangan dipaksakan untuk dihentikan, karena kami tidak pernah melarang budaya adat Makasaar,” tegasnya.
Emus menduga bahwa pernyataan Wapres ada kelaianan jiwa sehingga bicara kasar dan tidak menghormati budaya orang asli Papua. “Wapres tidak mengerti budaya adat seeperti budaya adat Makassar dan budaya Papua. Saya tegaskan setiap suku di Indonesia memiliki budaya tersendiri sehingga tidak boleh satupun dilarang,” tegasnya.
Bahkan Emus menyebutkan, bahwa Wapres juga telah mencederai kebijakan Presiden Republik Indonesia Ir. H Joko Widodo terhadap kebaragaman seluruh bangsa di Indonesia dan di Papua. “Saya melihat Wakil Presiden tidak sejalan dengan Presiden Jokowi,” tukasnya.
Emus menilai bahwa pernyataan yang disampaikan Wakil Presiden RI memiliki kelainan jiwa, sehingga meminta kepada seluruh Kepala Suku di wilayah pegunungan untuk melakukan aksi atas pernyataan yang disampaikan Wapres, Jusuf Kalla kepada rakyat asli Papua.
Untuk itu, lanjut Emus rencana akan membuat surat pernyataan sikap kepada kepada wakil Presiden RI agar pernyataan dapat diklarifikasi dan memintaaf kepada masyarakat Papua. “Tidak boleh main-main terhadap budaya kami yang turun temurun. Wapres telah melecehkan kami orang gunung. Harus meminta maaf ,” pungkasnya. (loy)