Teroris Hanya Ingin Memecah Belah Umat Agama Islam dan Kristen

JAYAPURA, PapuaSatu.com –  Wakil Kepala Kepolisian Daerah Papua Brigadir Jenderal Polisi Drs. Jacobus Marzuki menilai aksi teroris yang melakukan penyerangan terhadap polri yang terjadi di Markas Brimob Mabes Polri dan teror Bom di tiga gereja dan Markas Polresta Surabaya, karena dianggap polri sebagai kafir, sehingga mereka melindungi orang-orang yang tidak sesuai dengan keyakinannya.

“Tujuan Teroris hanya memecah belah umat Kristen dan Umat Islam hingga terjadinya konflik. Kita tidak boleh terpengaruh dengan adanya upaya teroris yang meneror umat baik umat Kristen maupun umat Islam.  Kita harus menjadi satu dalam persatuan,” kata  Jacobus ketika menghadiri perayaan Pentakosta ke 2 Misa Ekaristi dalam adat Jawa di Gereja Sano Fransiskus Asisi APO, distrik Jayapura Utara-Kota Jayapura, Senin (21/5/2018).

Jacobus menyarankan kepada semua umat di tanah Papua untuk tetap waspada agar peristiwa yang terjadi tidak sama seperti bom di Bali maupun ditempat-tempat lainnya.

“Apabila ada penembakan ada pengeboman harus tenang dan tidak panic sehingga bisa melakukan tindakan, baik melarikan diri maupun pada bersembunyi ditempat aman, kata jacobus.

Untuk di Papua, kata dia, Polda Papua telah menangkan tiga orang terduga teroris di TImika kabupaten Mimika dan yang bersangkutan telah dibawa ke Mabes Polri untuk dilakukan penanganan. “Kita harus menjadi Papua menjadi daerah yag aman dan damai, apalagi menjelang pilkada serentak pada tahun 2018 ini,” katanya.

Jacobus menegaskan, Polda Papua telah bekerjasama dengan stake holder baik itu Gubernur Papua maupun pihak TNI. Tujuannya, untuk mengantisipasi adanya orang-orang yang baru pulang dari luar negeri sehingga apabila ada orang baru atau muka baru yang baru datang dari luar negeri maka harus lebih dulu diperiksa.

“Kita orang Jawa di sini sebagai komunitas kalau kita kompak maka teroris akan  takut masuk.  Jangan sampai kita memberikan kelonggaran bagi mereka sehingga mengganggu proses pemilukada serentak, baik ditingkat kabupaten maupun ditingkat Provinsi Papua,” tukasnya.

Sebagai umat bergama,  semua warga di tanah Papua harus menentukan pilihannya agar melahirkan pemimpin di negeri yang cintai rakyat dan bangsa.

“Kita sebagai orang beragama dilarang melakukan politisasi agama serta politisasi sekolah. Tugas polri adalah pelaksanaan pilkada serentak harus aman dan damai supaya estafet kepemimpinan bisa berjalan dengan baik. dan tugas pokok pemerintah mensejahterakan kehidupan bangsa. Dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng dan doa bersama,” tekan Jacobus. [loy]ˋ