Ketua STIH Manokwari, Filep Wamafma. Foto : papuakini.co
MANOKWARI – Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Manokwari, Filep Wamafma soroti kinerja Kepolisian Daerah Papua Barat tekait pengamanan wilayah maupun penanganan kasus.
“Saya bangga karena Kapolri menyampaikan kalau kantor polda papua barat termasuk kantor termewah, termegah, dan terbesar di Indonesia. tapi yang saya mau tanya, indikator apa yang bisa kita bangga tentang produk atau pekerjaan apa telah dilakukan oleh polda papua barat ini dan buktinya apa,”kata Wamafma, diruang kerjanya, baru-bari ini.
Pasalnya, menurutnya, di wilayah hukum Polda Papua Barat termasuk wilayah yang tingkat kriminalitas cukup tinggi, dimana kasus penjambretan, pencurian kendaraan bermotor (curanmor), pencurian dan kekerasan (curas) masih marah.
Selain itu, lanjut Wamafma, di wilayah hukum polda juga perederaan narkotika cukup tinggi termasuk kasus tindak pidana korupsi.
“Jadi saya berharap dengan adanya pembangunan Mapolda yang baru dan termegah itu. Polisi sudah bisa bekerja semaksimalnya, jangan hanya bangunannya yang besar tetapi bukti kerjanya tidak ada,”aku Filep Wamfma.
Oleh karena itu, menurut dia, pihaknya penegak hukum di Papua Barat khsusnya kepolisian dan kejaksaan harus mampu menentukan kelasnya dalam menangani kasus korupsi, tetapi yang dilihat selama ini tidak ada.
“Yang selama ini kita lihat hanya perkara-perkara kecil, dimana kerugian negaranya kecil itu yang diekpos atau diproses. Tetapi kasus-kasus korupsi yang mengakibatkan kerugian negara cukup besar tidak diekspos bahkan prosesnya lambat,”beber Wamafma.
Dikatakannya bahwa tidak ada alasan kekurangan personil atau poldanya masih baru, menurutnya itu alasan yang bisa diterima dengan logika sehat, apalagi alasan tersebut membatasi penegakannya hukum.
“Maka pihaknya polda harus tetap serius menindak tegas dan menyelesaikan perkara-perkara korupsi dilaporkan masyarakat bahkan yang sudah diselidiki. Jangan hanya bangunannya yang besar, tapi kerjanya tidak ada,”tandas Filep Wamafma. [FRE]