
“Adat jangan di jadikan laporan atau alat politik untuk menghacurkan orang papua melainkan harus menjadi dasar dalam pelaksnaaan pembangunan,” kata Ketua DAP Wilayah III Domberai, Pieter Yarangga
SORONG, PapuaSatu.com – Dalam pemilihan Ketua Dewan Adat Papua (DAP) wilayah III Domberai. Masyarakat Adat menggelar Konferensi, Senin (4/06/2018).
Konferensi Besar Masyarakat Adat wilayah III Domberai yang dilaksanakan di Balai Serba Guna Siramba, Kota Sorong itu di buka langsung oleh Ketua DAP, Pieter Yarangga dan di hadiri seluruh Ketua-ketua DAP tingkat Kabupaten di wilayah Kepala Burung, Provinsi Papua Barat diantaranya dewan adat ransiki yakni Reno Tukon dan Berbard Insyur.
Tak hanya itu, Konferensi ini di juga oleh Direktur salah satu lembaga Nonprofit yang didirikan Mantan Presiden Indonesia, K. H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yakni Wahid Fondation yang saat ini dipimpin, Yeni wahid.
Lembaga yang bervisi Kemanusiaan ini bertujuan untuk mengembangkan gagasan toleransi dan Kebhinnekaan di masyarakat Indonesia demi meningkatkan kesejahteraan khususnya bagi masyarakat miskin.
Membangun demokrasi dan keadilan fundamental serta memperluas nilai-nilai perdamaian dan non–kekerasan di Indonesia dan di seluruh dunia termasuk untuk masyarakat adat di Tanah Papua.
Ketua DAP, Pieter Yarangga dalam sambutannya mengatakan bahwa Religius adalah sumber daya alam dan Hak adat merupakan dimensi kehidupan orang asli Papua (OAP).
“Bicara adat jangan di jadikan laporan atau alat politik untuk menghacurkan orang papua melainkan harus menjadi dasar dalam pelaksnaaan pembangunan,”ujarnya.
Selain itu, Yarangga menyebutkan, banyak fenomena aneh di tanah Papua diantaranya rakyat Papua jika kumpul selalu dianggap mengancam bahkan anak-anak pintar Papua di cap membicarakan Papua Medeka.
“Maka ini harus diluruskan dalam Konferensi ini dan kegiatan ini merupakan musyawarah para kepala suku wilayah doberai untuk duduk dan pertanggungjawabkan hidup diatas tanah wilayah domberai harus memiliki propektif yang jelas. Untuk hak-hak orang papua di tanah adat doberai ini,”katanya.
Dijelaskannya, jumlah Suku di tanah Papua ada 263 suku. Kemudian, rakyat Papua khususnya di wilayah III doberai harus dan memastikan mengapa rakyat Papua adalah bagian dari masyarakat Indonesia, karena ada eksitensi kehidupan yang jelas dari awal dari penciptaan langit dan bumi.
“Adat papua merupakan roh dari Tuhan semesta alam maka itu para kepala suku harus kembali kekampung dan mebata kembali masyarakat adat di kampung karena perubahan perubahan besar dalam pembangunan di mulai dari masyaraakt adat di tanah Papua. [din]