JAYAPURA, PapuaSatu.com – Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Papu, Djuli Mambaya, ST menegaskan pihaknya tidak segan – segan mengambil langkah tegas bagi konsultan perencanaan yang kerja hanya copy paste (Copas, red).
“Jadi, saya sudah tegaskan bahwa konsultan yang hanya copy paste perencanaan itu akan di blacklist serta tidak di bayar. Untuk itu konsultan Perencanaan harus hati hati, di Papua,” katanya kepada wartawan di Jayapura, Jum’at (11/5/2018).
Menurut Djuli, konsultan perencanaan harus turun langsung ke lapangan melihat langsung kondisi lapangan jangan hanya melihat dari GPS atau internet karena sekarang ini cukup banyak konsultan perencanaan yang ikut tender di Papua secara online tapi tidak ada tidak staf atau kantor di Papua.
“Untuk itu kami harapkan bagi konsultan yang ikut tender di perencanaan betul punya staf di Papua jangan tidak punya staf di Papua harus betul datang ke lapangan jangan hanya melihat dari GPS atau internet, karena jika kita melihat langsung bisa mengetahui jalan apa yang harus kita lakukan, bahannya apa saja, situasinya bagaimna, dengan begitu bisa mendata secara tepat sesuai yang ada di lapangan,” tegas Djuli.
Dikatakan, Konsultan harus menghitung dan melihat langsung kondisi suatu bagian atau infrastruktur yang akan di bangun kalau bisa perhitungan secara manual. “Tidak lagi dari GPS itu tidak boleh karena ketepatan pencenangan sangat beda,” katanya.
Djuli Mambaya menjelaskan, hasil monitor dari kunjungan kerja di beberapa tempat seperti Jayawijaya dan tiga titik dipastikan sudah selesai pekerjaan dan ada manfaat. “Kita dengan BPK sudah periksa dan semua sudah dan tidak ada kerugian Negara,” kata Djuli Mambaya.
Dari hasil monitor juga ada beberapa pekerjan tahun 2017 mengalami kekurangan dan sudah diperbaiki atas petunjuk Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia perwakilan Papua.
“Pekerjaan ini di tahun 2017, ada beberapa pekerjan yang kemarin saya lihat, kekurangan kita perbaiki dan sudah bagus, tentu dengan ijin BPK, yang kita dapatkan ada manfaat dari apa yang kita bangun,” jelasnya.
Djuli mencontohkan seperti jalan kalau memang di dalam membutuhkan ketebalan 40 cm atau 60 cm, dan pada saat pekerjaan harus bikin 60 cm karena jika tidak sesuai dilewati mobil sekali pasti akan rusak.
“Untuk itu semua pekerjaan harus di lihat dengan baik dan di perhatikan sampai bisa bermanfaat, bagi rakyat karena rakyat ingin bangunan tersebut bisa berfungsi dengan baik,” katanya. [piet/loy]