Watimena Letakan Batu Pertama Pembangunan Bandara Abreso, Manokwari Selatan

2016

Wakil Ketua Komis V DPR-RI, Michael Watimena beserta rombongan saat meninjau lokasi pembangunan Bandara Abreso, Mansel, Papua Barat. Foto : Istimewa

RANSIKI, PapuaSatu.com – Wakil Ketua Komis V DPR-RI, Michael Watimena meletakan batu pertama pembangunan Bandara Abreso, Manokwari Selatan (Mansel), Provinsi Papua Barat

Watimena juga mengutarakan bahwa keputusan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mansel untuk membangun Bandara Abreso nantinya akan menjadi alternatif paling tepat dari Bandara Rendani, Manokwari.

“Ini adalah keputusan yang tepat, karena seringkali ada kendala soal take off dan landing di Bandara Rendani Manokwari jadi harus ada alternative yang kita lakukan”.

“Biasanya juga kalau pesawat tidak bisa landing di Manokwari kita biasanya diarahkan ke Soron dan juga Biak, dan kedua bandara tersebut butuh waktu yang panjang, jadi dengan adanya pembangunan yang diinisaiasi oleh Pemerintah Mansel melalui pak bupati ini adalah alternative yang paling sejuk dimana jarak tempuh dari Bandara Rendani Manokwari ke Manokwari Selatan ini waktunya tidak lebih dari 15 menit” tutur Watimena yang dijumpai sejumlah awak media di lokasi pembangunan Bandara Abreso, Jumat (08/09).

Menurutnya, dengan adanya Bandara Abreso, konsenterasi penumpang dapat terurai ke Bandara Abreso sebagai bandara alternatif lain selain Rendani, Manokwari.

Iapun berharap dengan peletakan batu pertana yang ia lakukan mewakili DPR – RI, Pemda Mansel dan Pemprov Papua Barat, serta tokoh adat yang telah memberikan tanah ini untuk pembangunan bandara, dalam waktu dekat dapat terealisasi melalui presetujuan yang akan diberikan kementrian perhubungan melalui direktorat udara yang akan kami perjuangkan kedepan.

“Permintaan masyarakat dan Pemda itu secepat mungkin tapi, melihat alokasi dana ini yang harus kita perjuangkan kedepan, sehingga apa yang diinginakan oleh masyarakat dapat direalisasikan dalam waktu yang tidak lama,”jelas Wattimena.

Soal waktu pembangunan, Watimena mengatakan, hal tersebut tergantung dari pencairan dana yang dialokasikan Pemerintah Pusat melaui Direktorat Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan, yang akan diperjuangkan Komisi V DPR-RI nantinya.

“Waktu yang dibuutuhkan dalam penyelesaian itu tergantung dari perjuangan dan alokasi dana yang diberikan Pemeriintah Pusat” punkasnya.

Sementara itu, Markus Waran selaku Bupati Mansel yang ditemui wartawan menjelaskan kenapa Pemerintah Mansel punya keinginan besar untuk membangun Bandara Abreso. Pertama, menurutnya wilayah pemerintahan Manokwari Selatan merupakan salah satu daerah segitiga emas yang dapat menghubungkan beberapa kabupaten di Provinsi Papua Barat.

“Seperti Teluk Bintuni, Teluk Wondama, dan Pegunungan Arfak. Selain itu keberadaan Bandara ini nantinnya akan memutus kesenjangan waktu, karena selama ini masyarakat dari Mansel selalu terlambat pesawat bahkan ada kejadian pesawat yang selalu penuh” tukas Waran

Tak kalah pentingnya lagi, ia mengatakan lagi bahwa adanya informasi yang diperolehnya melalui media massa yang mengatakan ada peluang bagi daerah yang ingin membangun bandar udara dengan ukuran besar mapun kecil. Asalkan menunjukan persyaratan yang ditentukan terlebih dahulu maka pemerintahan pusat akan bantu mengalokasikan anggaran Pembangunan.

“Setelah kami baca melalui media massa bahwa Menteri Perhubungan menyatakan bahwa apabila ada pemerintahan daerah, kabupaten/kota yang mau membangun bandara, baik itu bandara besar maupun kecil, lebih harus dahulu menujukan bukti atau menyatakan kesiapan maka ada interfensi (dana) dari pemerintahan pusat maka terobosan ini yang kami ambil untuk bangun bandara Mansel ini sebagai peluang untuk kami,”jelas Waran didampingi Wattimena.

Untuk memastikan rencana itu maka Pemda Mansel melalaui APBD 2017 telah alokasi dana sebesar Rp. 10 M untuk membuka lahan, kemudian pada anggaran perubahan nanti akan mengalokasi anggaran sekitar Rp 15 M.

“Total panjang landasan satu kilo meter, dengan nilai dana APBD 2017 untuk membongkar atau landkliring sebesar 10 miliar, kemudian akan ditambah dengan APBD perubahan sekitar 15 miliar, maka total mencapai 25 miliar tahun ini,”ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan usulan kepada kementrian terkait dengan hal tersebut. Ia juga mengutarakan bahwa saat ini pihaknya telah menyiapkan masterplan, dan tengah melengkapi dokumen amdalnya. (Abe)