Papua Bakal Punya Hutan Pendidikan

Caption : Pantai Pasir VI Jayapura yang berbatasan dengan Samudera Pasifik. Foto : Istimewa

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Ketua Dewan Adat Suku Imbi Numbay, Daniel Toto menilai hingga saat ini kepedulian masyarakat terhadap lingkungan masih sangat rendah.

Oleh sebab itu, dirinya bersama seluruh masyarakat adat suku Imbi Numbay merencanakan lahan sebesar 200 hektar di Distrik Revenirara, Kabupaten Jayapura di daerah Pasir VI akan dijadikan sebagai hutan pendidikan pertama di Provinsi Papua.

Bahkan keseriusan pihaknya ini mendapat dukungan dari berbagai pihak salah satunya dari Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Papua.

Ketua Dewan Adat Suku Imbi Numbay, Daniel Toto. Foto : Arie Bagus/PapuaSatu.com

“rencana ini telah kami konsultasikan dengan BBKSDA dan mereka sangat mendukung jika ada hutan pendidikan yang bisa kita lokasikan untuk kepentingan masyarakat dan sekaligus jadi hutan wisata bagi masyarakat itu sendiri” katanya belum lama ini.

Alasanya bersama seluruh masyarakat adat Imbi Numbay memilih wilayah Pasir VI adalah; sebelum masyarakat ke pantainya yang terkenal sangat indah, masyarakat dapat belajar tentang lingkungan dan bagaimana cara melestarikan hutan di hutan pendidikan tersebut.

“di hutan pendidikan ini nantinya kami akan tempatkan guide (pemandu, red) disana yang akan menjelaskan semua yang ada di hutan tersebut. Nah setelah itu, kalau masyarakat ingin turun ke pantai silahkan saja” ujarnya kepada PapuaSatu.com di kediamannya.

Ditambahkannya, soal akses jalan menuju hutan tersebut akan tetap menggunakan jalan setapak mengingat kawasan hutan yang akan dijadikan sebagai hutan pendidikan ini masih termasuk dalam kawasan cagar alam Cycloop.

Diharapkannya, semoga dengan adanya hutan pendidikan ini dapat menyadarkan dan meningkatkan kepedulian generasi muda untuk melestarikan lingkungan hidup nantinya.

“oleh sebab itu kami harus memulai dari sarana yang kita persiapkan untuk pemuda dapat belajar. Kami berencana bekerjasama dengan Universitas Ottow Geisler, kami sudah sempat bahas ini bersama dan pihak Universitas juga mendukung. Mereka akan datang melihat dan memberikan nama pohon menurut bahasa latin, Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah kami, Imbi Numbay dan meneliti umur pohon”

“kami welcome dengan penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa. Mereka silahkan melakukan penelitian, kami minta kepada para peneliti yang melakukan penelitian di hutan ini untuk meninggalkan satu copian jurnal dari hasil penelitiannya di perputakaan kami sebagai referensi bagi masyarakat adat” tambahnya.

Dari jurnal itu juga sekiranya juga dapat dijadikan referensi oleh peneliti-peneliti lain untuk menyelesaikan penelitian yang belum selesai.

“Karna Cycloop ini cukup luas, jadi kita berupaya untuk mewakili cyclop untuk memulainya dari sini. Rencana hutan pendidikan ini mudah-mudahan dapat terwujud saat pelaksanaan festival Cycloop dan bisa diresmikan oleh para petinggi terutama kami berharap menteri lingkungan hidup bisa meresmikannya” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam Provinsi Papua, Timbul Batubara yang ditemui wartawan usai melepasliarkan sejumlah satwa endemic Papua di kawasan cagar alam Cyloop, Sabtu (26/05/2018) mengatakan bahwa pihaknya sudah bertemu dengan Ketua Dewan Adat Suku Imbi Numbay, Daniel Toto bersama masyaratnya yang ingin membentuk hutan pendidikan di wilayah Pasir VI.

Kepala BBKSDA Provinsi Papua, Timbul Batubara saat melepasliarkan Elang Bondol kembali ke habitatnya di Kawasan Konservasi Cycloop, Sabtu (26/05/2018). Foto : Arie Bagus/PapuaSatu.com

“ya kami sudah bertemu dan kami (BBKSDA Papua) sangat mengapresiasikan hal itu. Jadi sudah sepatutnya kami akan mendukung” kata Timbul Batubara.

Menurutnya hal ini juga sangat baik untuk meningkatkan fungsi kawasan konservasi di Papua.

“dengan adanya hutan pendidikan ini nantinya dapat memberikan pemahaman-pemahaman konservasi sehingga masyarakat kita itu lebih mampu menghargai nilai-nilai kekayaan alam kita” singkatnya. [abe]