
JAYAPURA, PapuaSatu.com – Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) perwakilan Papua terus mendorong agar ada perusahaan di wilayah kerjanya, yakni di enam provinsi di Papua Raya yang bisa menawarkan sahamnya melalui pasar saham.
Yang mana, meski saat ini tercatat 106 ribu lebih investor di Papua yang memiliki saham melaui BEI, namun hingga saat ini di Papua belum ada perusahaan yang masuk lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) atau diistilahkan dengan go public dalam menawarkan sahamnya, yang juga disebut dengan Initial Public Offering (IPO).
Pihak Perwakilan BEI Papua pun terus melakukan literasi dan edukasi kepada para pelaku usaha di Papua yang potensial untuk menawarkan sahamnya ke pasar saham.
“Kita mencoba mengindentifikasi beberpa entitas perusahaan-perusahaan lokal yang sedianya bisa kita dorong menjadi perusahaan go public,” ungkap Kepala Perwakilan BEI Papua, Kresna Aditya Payokwa kepada wartawan di Jayapura, Rabu (2/6/25).
Dikatakan, beberapa pemilik (owner) perusahaan di Papua punya mimpi untuk bisa lebih ekspansif kedepannya dengan menghimpun dana melalui pasar modal.
“Jadi kami sudah melakukan diskusi dengan beberapa perusahaan lokal di daerah,” ujarnya.
Pihaknya berharap bisa terus melakukan pendampingan kepada perusahaan-perusahaan lokal tersebut, sehingga bisa segera muncul perusahaan yang operasionalnya di Papua untuk go publik di Bursa Efek Indonesia.
Terkait datan investor di wilayah kerja Perwakilan BEI Papua, Kresna menyebut bahwa jumlah investor per Bulan Maret 2025 mencapai 106.542 SID (Single Investor Identification).
Dari jumlah investor tersebut terbanyak adalah berprofesi sebagai pelajar/mahasiswa yang tersebar di enam provinsi, yaitu Provinsi Papua, Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Barat dan Papua Barat Daya.
“Mayoritas investor di Papua itu adalah dari kalangan student, yaitu pelajar/mahasiswa itu mencapai 29 persen,” ungkapnya.
Dengan persentase yang hampir sama, yakni 28 persen adalah dari kalangan pekerja swasta dan pegawai negeri.[yat]