JAYAPURA, PapuaSatu.com – Institut seni budaya Indonesia (ISBI) Tanah Papua memasuki usia yang ke-VI, mewisudakan 19 Mahasiswa/i dari angkatan 1 dan 2 dengan jumlah predikat nilai rata-rata sangat baik di Ballroom Hotel Horison Kotaraja, Papua lantai 2 Selasa, 6 Oktober 2020.
Dalam Ulang tahun ISBI Tanah Papua ke-VI itu, rektor ISBI Prof Dr. I Wayan Rai S. MA mengatakan, ISBI sudah berhak melakukan Wisudah yang selama ini ditunggu-tunggu oleh Mahasiswa angkatan 1 dan 2 untuk mendapatkan gelar Sarjana S1 S.Sn dan itu merupakan sejarah bagi ISBI Tanah Papua sala satu kampus seni di Papua mampu meraih gelar sarjana seni seperti kampus seni yang lain di Indonesia.
“Akhirnya dengan kerja keras teman-teman akademis dan staf ISBI Tanah Papua sehingga kampus kami ini berstatus Akreditasi B pada bilan kemarin. Oleh karena itu, ke-19 Mahasiswa/i yang menempuh pendidikan di prodi Seni Tari, Musik, Lukis, Kriya, dan Desain Komunikasi Visual (DKV), bisa menerima gelar Sarjana Seni yang bertepatan dengan Dies Natalis ISBI Tanah Papua yang ke-VI,” ungkap Rektor ISBI Tanah Papua saat diwawancarai PapuSatu.com di BallRoom Hotel Horison, 6/10/2020.
Pihaknya berharap kepada mahasiswa yang memperoleh gelar Sarjana Seni ini bisa mengangkat nilai-nilai seni budaya yang dimiliki Papua seperti yang tercantum pada tema HUT ISBI.
“Berjuang membangun bangsa melalui Seni Budaya” dan pihaknya juga berharap bagi mahasiswa masih sedang menempuh pendidikan di ISBI, tetap menekuni pendidikan agar cepat selesai pada gelar sarjana seni di tahun-yahun yang akan datang.
Output yang diharapkan para seniman Papua, khususnya ISBI Tanah Papua yang melepas Mahasiswa angkatan 1 dan 2 sebagai lulusan gelar sarjana seni (S.Sn) itu diharapkan pemerintah bahwa bisa mengangkat jati diri orang Papua melalui seni budaya yang dimilkinya.
Hal itu ditanggapi baik dari pemerintah Provinsi Papua yang mewakili Gubernur Papua hadir pada acara Dies Natalis ISBI ke-VI dan Wisuda Perdana yaitu dari bagian Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Provinsi Papua, ibu Elsye Penina Rumbekwan, S.Pi, M.Si di Hotel Horison Kotaraja.
“Kami pemerintah provinsi Papua menyambut baik dengan kehadiran ISBI di Tanah Papua untuk mendidik anak-anak muda kita di jaman milenial agar mereka bisa mengenal budayanya menjadi ciri khas orang Papua bahwa orang Indonesia itu bukan hanya di Bali saja tapi Papua juga bisa terkenal melalui jati diri kita,” ungkap Elsye kepada media ini.
Menurutnya orang mengenal Papua itu bukan dari rambut keriting dan kulit hitamnya tapi dari seni dan budaya yang dapat menunjukan martabat dan harga diri orang Papua yang sebenarnya.
“dengan adanya anak-anak kita yang lulusan dari perguruan tinggi seni di Tanah Papua yang di dalamnya ada program studi seni Tari, Musik, Lukis, Kriya, dan Desain Komunikasi Visual (DKV), itu kita pemerintah provinsi menyambut baik. Karena dengan kehadiraan lembaga ini mendidik anak-anak kita untuk kedepannya nanti menjadi pewaris-pewaris yang meneruskan jati diri dari orang Papua baik itu dari beberapa seni yang dimasukan dalam program studi kampus seni ini,” tukasnya.
Dari segi pemerintahan kami siap mau mendukung dengan menyiapkan segala fasilitas yang memadai tapi tanpa didukung masyarakat sebagai yang memiliki hak ulayat tidak bisa untuk para seniman ini berekspresi, inovasi dalam hal menampilkan karya seninya secara mandiri.
“Saya mewakili pemerintah provinsi Papua mengajak para remaja dan pemuda Papua khususnya mereka yang baru diwisudakan dengan gelar sarjana seni, saya mengajak bahwaa jangan menunggu siapa-sipa untuk berekspresi, berinprovisasi dengan ilmu yang didapat melalu pendidikan seninya, namun buatlah secara mandiri maka saya yakin bahwa yang lainnya akan mengikuti dengan sendirinya termasuk pemerintah pun akan melihat di bagi yang menjadi kekurangan dalam hal ini ruang ekspresi bagi seniman Papua,” imbuhnya.
Elsye juga memberi penekanan bagi seniman Papua bahwa jangan menunggu tapi buatlah dan tunjukan bahwa seniman Papua juga ada untuk menjunjukan harga di orang Papua melalui seni budaya Papua
“Bagaimana kita sendiri tidak memulai berkarya seni lalu kita meminta pemerintah untuk membantu. Kita ini ada di tanah kita sendiri jangan takut dengan segala keterbatasan kita tapi sekali lagi anak-anak seniman coba tunjukan dulu keahlian dalam bidang kesenian kita,” pungkasnya. [miki]