JAYAPURA, PapuaSatu.com – Pemerintah Provinsi Papua, dalam hal ini Dinas Kehutanan Provinsi Papua sedang melakukan penanaman bambu yang mengelilingi kawasan Cagar Alam Cycloop bagian utara (darat).
Penanaman bambu yang telah dimulai sejak Bulan Agustus 2023 lalu di kawasan Pasir 6, Kota Jayapura, dan akan berakhir di Kampung Maribu, Distrik Sentani Barat, Kabupaten Jayapura, sepanjang 78 km.
Untuk optimalisasi program tersebut, Dinas Kehutanan Provinsi Papua menggelar sosialisasi di salah satu hotel di Kotaraja, Kamis (7/12).
Sosialisasi tersebut dibuka Pj. Gubernur Papua yang diwakili Pejabat Fungsional sebagai Analis Kebijakan Bidang Ekonomi dan Keuangan Provinsi Papua, Ny. Anni Rumbiak.
“Saat ini kita melihat Cagar Alam yang harus kita lindungi dan kita harus lestarikan,” ungkap Anni Rumbiak saat ditemui awak media usai membuka kegiatan tersebut.
Dikatakan, bahwa situasi alam tidak bisa diprediksi, sehingga Pemerintah Provinsi Papua mengambil langkah preventif atau pencegahan.
“Langkah paling sederhana adalah menanam bambu untuk menyangga kawasan di sekitar Cagar Alam Cycloop,” jelasnya.
Dikatakan, penanaman bambu sudah terlaksana sepanjang 30 km, dan diharapkan bisa selesai di Tahun 2024 mendatang.
Dikatakan juga, untuk suksesnya program penyelamatan Cagar Alam Cycloop, Pemerintah Provinsi melibatkan berbagai stakeholder, baik dunia usaha, LSM, tokoh masyarakat, tokoh agama dan lain-lainnya.
Dalam sosialisasi yang diikuti berbagai stakeholder tersebut, tampak menghadirkan salah satu tokoh legendaris, yakni mantan Gubernur Papua, Barnabas Suebu sebagai narasumber.
Dalam pemaparannya, Barnabas Suebu, yang hadir sebagai pengamat lingkungan hidup menekankan bahwa seluruh komponen harus terlibat, baik aparatur pemerintah, adat, agama, dan lain-lainnya.
Karena, air, makanan, oksigen dan lain sebagainya yang bermanfaat untuk kelangsungan hidup seluruh masyarakat di sekitarnya berasal dari pegunungan Cycloop.
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua, Jan Jap Omuserai mengungkapkan bahwa sosialisasi tersebut untuk menyamakan persepsi.
“Pentingnya sosialisasi ini sebagai sarana untuk menyatukan persepsi, pandangan, niat kita bersama antara pemerintah, LSM, terutama masyarakat adat (Ondoafi, Kepala Suku) yang mempunyai wilayah sepanjang kawasan penyangga Cagar Alam Pegunungan Cycloop, dari Pasir 6 sampai di Maribu,” ungkapnya.
Dikatakan, penanaman bambu sepanjang 78 km tersebut akan menjadi batas bagi kawasan Cagar Alam Cycloop yang tidak boleh ada aktifitas masyarakat di dalamnya, terutama menebang pohon ataupun berkebun.
Dengan demikian, fungsi Cagar Alam Cycloop, seperti pencegah banjir, longsor, penyedia air bersih, penyedia oksigen, dan lain-lainnya bisa optimal dan tetap terjaga.[yat]