JAYAPURA, PapuaSatu.com – Karena munculnya indikasi bahwa banyak peserta seleksi anggota KPU Mamberamo Tengah yang bukan penduduk setempat, Rabu (1/8/2018), sejumlah tokoh asal Mamberamo Tengah mendatangi Timsel yang berkantor di Balai Besar Diklat Provinsi Papua, di Tanah Hitam Abepura, Kota Jayapura.
“Kami semua dari tokoh masyarakat, tokoh adat, kepala suku, tokoh perempuan, pemuda, semua kami mewakili dari kelima distrik, semua dating, untuk kami sampaikan aspirasi, keluhan dan tanggapan,” ungkap Wenab Bilin Wakerkwa SH yang mewakili tokoh pemuda Mamberamo Tengan saat ditemui wartawan usai menyerahkan surat yang berisi aspirasi, tanggapan dan keberatan atas proses seleksi anggota KPU Kabupaten Mamberamo Tengah.
Penyampaian surat berisi aspirasi, tanggapan dan keberatan tersebut ke Timsel Papua 1, pada intinya adalah untuk menyampaikan ke Timsel agar benar-benar menyeleksi dengan baik dan lebih selektif kepada para calon anggota KPU yang sedang mengikuti tahapan seleksi.
“Agar Timsel dapat menyeleksi sesuai dengan mereka punya kemampuan, mereka punya integritas, independensi, dan lain sebagainya,” tandasnya.
Denagn penyampaian aspirasi, tangapan dan keberatan tersebut, para tokoh asal Mamberamo Tengah tersebut berharap tidak terjadi seperti yang sebelumnya.
“Jangan seperti kemarin-kemarin yang jelas-jelas tidak punya kemampuan, sehingga masyarakat terjadi konflik dan menetapkan pimpinan yang tidak jelas, akibatnya masyarakat hingga hari ini belum sejahtera,” terangnya.
Dengan terpilihnya anggota KPU yang dalam proses seleksi yang benar-benar punya integritas, punya independensi dan jujur untuk melakukan tahapan-tahapan pemilu kedepan, diharapkan Pemilu di Mamberamo Tengah dapat berjalan demokratis.
“Jadi jangan sampai terjadi lagi seperti kemarin, sampai kantor KPU dibakar, itu semua akibat ulah KPU,” tegasnya.
Menurutnya, calon anggota KPU Mamberamo Tengah yang sedang mengikuti tahapan seleksi hinga 1 Agustus 2018, sudah masuk 20 besar.
Dan kepada Timsel, diminta lebih selektif. Dalam hal ini jangan asal pilih orang dengan hanya mempertimbangkan karena pintar bicara saja, atau lain-lainnya yang tidak berkaitan langsung dengan tugas dan tanggungjawabnya sebagai komisioner di KPU.[yat]