SENTANI, PapuaSatu.com – Sekretaris Kelompok Kerja (Pokja) Perempuan Majelis Rakyat Papua (MRP) Orpa Nari, menegaskan, komponen perempuan harus menjadi ujung tombak dalam menjaga kerukunan dan kedamaian di Tanah Papua.
Demikian Orpa Nari pada kunjungan kerja dalam rangka sosialisasi peran perempuan Papua dan upaya memperjuangkan persatuan dan keadilan dalam berdemokrasi di Indonesia, khususnya di Provinsi Papua, yang berlangsung di Sentani, Kabupaten Jayapura, Kamis (19/09/2019).
Kunjungan kerja yang helai acara bakar batu dan ibadah bersama seluruh komponen perempuan di lima wilayah adat yang di pusatkan di Kabupaten Jayapura tersebut, Pokja Perempuan MRP menginginkan agar semua warga masyarakat yang hidup di Kabupaten Jayapura bisa hidup rukun, bersatu dan damai antara yang satu dengan yang lain.
“Kita fokus menyampaikan pesan perdamaian ini dengan melibatkan seluruh komponen perempuan di Kabupaten Jayapura, karena Perempuan menjadi ujung tombak untuk menyampaikan persatuan, perdamaian bagi semua keluarga, lingkungan dan dimana pun mereka berada,” ungkap Orpa didampingi tiga anggota Pokja Perempuan MRP disela-sela kunjungan kerja.
Sebagai perempuan baik di gereja maupun berada di tengah-tengah komunitas dan masyarakat, harus mampu menyampaikan pesan hidup rukun dan damai. “Selain kita sampaikan kepada anak-anak kita, tapi juga kepada sesama masyarakat dilingkungan kita,” pesan Orpa.
Menurut Orpa, saat ini banyak mahasiswa yang mengikuti pendidikan di kota Study luar Papua kembali ke Kampung halaman karena situasi yang terjadi selama ini di tanah Papua. “Komponen perempuan, yang juga ibu-ibu menginginkan agar mahasiswa yang menimba ilmu di luar Papua tetap tenang dan berbaur dengan masyarakat di sana, supaya cita-cita mereka bisa tercapai,” katanya.
Secara kelembagaan, tutur Orpa, pihaknya mengajak Mahasiswa Papua untuk tetap melanjutkan perkuliahannya. “Kami melibatkan ibu-ibu pada hari ini, karena melihat situasi yang sekarang. Peran ibu-ibu inilah yang bisa menyampaikan kepada adik-adik dan anak-anak kita yang kuliah di kota study luar Papua,” tuturnya.
Dalam pertemuan yang berlangsung selama satu hari itu, lanjut Orpa, bahwa perempuan Papua berharap kepada Pemerintah Provinsi agar mahasiswa yang pulang kampung bisa secepatnya mengambil solusi agar mahasiswa tidak ketinggalan pendidikan.
“Kalau Gubernur Papua merencanakan pembangunan perguruan tinggi di sejumlah kabupaten/Kota sangat diresponi. Kalau memang ada, maka mahasiswa bisa mengambil bagian untuk ikut kuliah. Jika tidak bisa maka harus ada langkah-langkah selanjutnya untuk ditindaklanjuti Pemerintah Provinsi Papua, dalam hal ini Gubernur Papua. Ini harapan ibu-ibu dalam pertemuan kami tadi,” ujarnya.
Meski dalam situasi saat ini, Orpa mengimbau kepada seluruh mahasiswa diluar Papua agar tetap melanjutkan pendidikan. “Mereka tidak boleh berhenti, karena suatu kelak mereka akan menjadi pemimpin di atas negerinya sendiri. Merekalah penerus bangsa ini, sehingga mereka tidak boleh berhenti mengikuti pendidikan,” pungkasnya. [loy]