Caption Foto : Ibadah syukur 108 tahun dan Pekabaran Ijnil di Tanah Tabi yang dilangsungkan di GOR Cenderawasi Jayapura, Sabtu (10/03/2018). (Moza/PapuaSatu.com)
*10 Maret Dicanangkan Jadi Hari Doa dan Libur Fakultatif
JAYAPURA, PapuaSatu.com – Semangat HUT Kota Jayapura dan Pekabaran Injil di Tanah Tabi menyatukan hati membangun kota demi Kemuliaan Tuhan, menjadi sorotan thema dalam Ibadah syukur 108 tahun dan Pekabaran Ijnil di Tanah Tabi yang dilangsungkan di GOR Cenderawasi Jayapura, Sabtu (10/03/2018).
Ibadah yang berlangsung hikmah ini dihadiri Forkompimda Kota Jayapura, para pimpinan-gereja, serta ratusan jemaat dari berbagai denominasi gereja yang ada di Kota Jayapura.
Mengawali refleksi dari pembacaan Firman Tuhan (Matius 6 : 10 dan I korintus 12 – 2), Pendeta Hhizkia Rollo mengajak jemaat untuk hidup saling mendukung dan sepenangungan serta senantiasa memaknai sejarah masuknya injil di Papua dan di Tanah Tabi yang tidak bisa dipisahkan satu dan lain, termasuk pembaptisan pertama terhadap dua pemuda Tabi serta bagaimana tatanan kehidupan adat jaman dulu.

” Ini adalah fakta sejarah. Orang tua kami telah menunjukkan kepada kami bahwa mereka hidup dalam tatanan adat yang sungguh teratur dan tertib dan tidak dapat dirubah oleh siapapun,” ujarnya.
Dikatakan, catatan penting sebagai kilas balik perayaan Hari Pekabaran Injil di Tanah Tabi mengisyaratkan agar semua harus bercermin pada catatan penting yang ditinggalkan para musionaris pertama ketika menginjakan kaki di Tanah Tabi.
Ditambahkan, melihat kondisi kebersihan wilayah perairan Tabi yang mulai memprihatinkan, dirinya berharap ada regulasi yang dikeluarkan pemerintah terkait pelindungan kawasan laut, danau dan sungai di wilayah Metu Debi dan sekitarnya.
” Tanggal 26 Mei kita jadikan sebagai hari perlindungan kawasan laut, danau dan sungai untuk kehidupan berkelanjutan anak cucu di Tanah Tabi, negeri matahari terbit,” harapnya.
Walikota dalam sambutannya mengajak semua warga jemaat agar mengucap syukur atas semua berkat dan kasih karunia yang Tuhan berikan, dan melalui momentum perayaan pekabaran injil.
Semua dapat melihat kehidupan saat ini baik dalam kehidupan berjemaat maupun di tengah umat beragama, termasuk kondisi kehidupan saat ini yang penuh tantangan dan berbagai persoalan.
Hal itu merupakan dampak dari dinamika kehidupan di lingkungan kota yang cepat berubah sehingga perlu adanya langkah – langkah yang diambil semua pihak untuk memulihkan kondisi yang terjadi.
” Ada hal yang harus kita perbaiki dan kita benahi baik pemerintah, agama, gereja dan adat sesuai kewenangan dan peran masing – masing, guna mewujudkan kesejahteraan dan kehidupan yang layak,”tuturnya.

Dikatakan, jika tiga tungku dalam hal ini Pemerintah, Adat dan Gereja bersinergi dan bekerja bersama serta saling menopang, niscaya tantangan yang dihadapi dapat diatasi dengan baik.
Untuk itu, dirinya mengajak jemaat senantiasa menjadi pembawa damai sejahterah, mengedepankan toleransi dan kerukunan serta keharmonisan hidup beragama maupun mendukung pemerintah Kota Jayapura, termasuk menjaga kebersihan lingkungan.
” Saya mengajak jemaat untuk terus berperan aktif bersama pemerintah Kota Jayapura dalam membangun dan mewujudkan Kota Jayapura yang beriman, bersatu, mandiri, moderen dan sejahtera berbasis kearifan lokal,” tuturnya.
Rangkaian Ibadah Syukur 108 Tahun dan Pekabaran Injil di Tanah Tabi ini ditutup dengan pencanangan Tanggal 10 Maret sebagai “Hari Doa” dan dinyatakan sebagai hari libur fakultatif serta penyerahkan bantuan 1 unit mobil kepada Klasis Port Numbay yang diterima oleh Ketua BP Klasis Port Numbay Pendeta Hein Carlos serta pemberian penghargaan kepada Jemaat GKI Imanuel Hamadi dalam bidang lingkungan hidup.[moza/sony]