Caption Foto : Walikota Jayapura Benhur Tomi Mano saat membagikan kelambu bagi wargaDistrik Muara Tami. (Moza/PapuaSatu.com)
JAYAPURA, PapuaSatu.com – Pemerintah Kota Jayapura berkomitmen mweujudkan elominasi malaria 2030. Komitmen ini karena Kota Jayapura dan sekitarnya masuk dalam ancaman ancaman penyakit Malaria.
Demikian disampaikan Walikota Jayapura, DR. Benhur Tommi Mano pada peringatan Hari Malaria Se dunia yang berlangsung di Kantor Distrik Muara Tami-Kota Jayapura-Papua, Rabu (25/04/2019).
Peringatan Hari Malaria Se-dunia ini sekaligus dilakukan Pencanangan Penanganan secara Komperhensif Menuju Eliminasi Malaria Kota Jayapura serta Penggalangan Komitmen dalam rangka Akreditasi Puskesmas Tingkat Distrik Se- Kota Jayapura serta Sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat .
“Tanggal 25 April menjadi komitmen penting di berbagai belahan dunia untuk memerangi penyebaran penyakit malaria Se-dunai dan perayaan Hari Malaria Se- dunia Tahun 2018 ini dengan mengusung tema “keluarga yang sehat, dan bebas malaria”.
Malaria diketahui merupakan salah satu masalah kesehatan bagi masyarakat yang dapat menyebabkan kematian, terutama pada kelompok resiko tinggi seperti Bayi, Anak Balita dan Ibu Hamil.
Oleh karena itu penanggulangan malaria harus dilakukan secara komperhensif dengan upaya promotif, prefentif dan kuratif yang bertujuan utntuk menurunkan angka kesakitan Kematian dan mencegah Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kota Jayapura.
“Saat ini malaria masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia termasuk di provinsi Papua dan lebih khusus Kota Jayapura, yang mengakibatkan kematian. Saya tidak mau hal ini terjadi di kota Jayapura,” kata Walikota.
Dengan adanya komitmen global tentang eliminasi malaria di setiap Negara sehingga dengan mengacu kepada keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang eliminasi malaria di Indonesia yang mengyebutkan target – target sasaran wilayah eliminasi yang harus dicapai secara bertahap dari tahun 2010 – 2030 untuk seluruh Indonesia termasuk Provinsi Papua.
Untuk mewujudkan eliminasi malaria tahun 2030 sejumlah kegiatan akselerasi terus dilakukan diantaranya dengan pembagian Kelambu di kota Jayapura hingga kekampung – kampung. Hal ini dilakukan agar masalah kesehatan bukan hanya menjadi tangungjawab medis namun para Lurah dan Kepala Kampung bahkan RT /RW harus berperan aktif.
Untuk itu, Walikota mengajak semua semua lapisan dan elemen untuk terus berkoordinasi dengan para kepala Puskesmas untuk mengatasi masalah malaria.
“Koordinasi itu pennting sehingga rakyat saya tidak menderita kesakitan jangan masing – masing kerja sendiri, saya mau rakyat saya di kampung-kampung sama sehatnya dengan rakyat saya yang ada di kota. Tidak ada perbedaan dalam masalah pelayanan kesehatan” harap Walikota.
Pada kesempatan itu Walikota membagi Kelambu dan Tumbuhan pengusir nyamuk serta bibit ikan pemakan jentik nyamuk bagi warga yang ada Distrik Muaratami yang menjadir wily tertinggi penyebaran penyakit malaria di Kota Jayapura.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura Ni Nyoman Sri Antari mengatakan pihaknya terus melakukan penanganan penyakit malaria secara terpadu, karena dengan pengobatan saja tidak akan tuntas permasalahan malaria di kota Jayapura.
“Kita berharap dengan gerakat terpadu ini , malaria di kota Jayapura bisa kita eliminasi. Kita harus bergerak bersama-sama, terpadu dan menyeluruh,” ujarnya [moza/loy]