SKB Biak Akan Kembangkan Kurikulum Bahasa Biak

BIAK, PapuaSatu.com – Satuan Pendidikan Non Formal Sanggar Kegiatan Belajar (SPNF – SKB) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka pengembangan model kurikulum bahan ajar dan pembelajaran PAUD melalui pendekatan bahasa byak dan pengenalan bahasa inggris yang bekerjasama dengan SIL Papua – Jayapura, Rabu (31/10/2018) di Aula SKB

Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini di ikuti oleh Pamong belajar, Guru Paud dan Juga SD yang berjumlah 30 peserta yang akan mengikuti kegiatan tersebut.

Adapun tujuan digelarnya FGD ini adalah untuk Mendesain sebuah model bahan ajar dalam bahasa biak dan juga pengenalan bahasa Inggris kepada anak usia dini dengan harapan dapat dipakai di seluruh sekolah yang ada di Kabupaten Biak Numfor.

Model bahan ajar  ini akan dipakai oleh Tutor PAUD  baik di SKB sendiri maupun bagi sekolah yang ingin mengadopsi memakai di PAUD masing-masing.

“ Ini sebenarnya karena keprihatinan kita akan bahasa biak yang sudah berkurang penuturnya terutama di kalangan anak-anak sampai dengan kalangan muda dalam keseharian, mereka sudah tidak menuturkan bahasa biak dengan baik. bahkan kadang ada yang tidak tahu sama sekali.” Ujar Kepala SKB Margaretha Singgamui, S.pd,MI saat ditemui diruang kerjanya

Oleh karena itu, Dirinya merasa terpanggil untuk melestarikan kembali bahasa biak mulai dari usia dini.”Usia 0 sampai 6 tahun adalah usia yang pas untuk menanamkan tradisi budaya pada anak-anak sehingga dia akan mengingatnya sampai dengan akhir hayat dia.” Jelas Margaretha

Kurikulum ini merupakan inisiatif bersama Pamong belajar sebagai tupoksi dari mereka untuk mengembangkan model, Sehingga mereka mengembangkan model PAUD dengan hasilnya.

Untuk tahap awal, akan dibuat sebuah desain kurikulum sehingga tahun depan akan diterapkan dilatih kepada Para guru PAUD.

SKB juga bekerjasama dengan SIL Papua yang telah banyak mengembangkan Bahan ajar PAUD dengan bahasa daerah, yang juga bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Papua. Selain bahasa biak, akan diberikan juga pengenalan bahasa inggris kepada anak – anak PAUD.

Margaretha berharap peserta yang hadir dapat memberikan masukan untuk desain yang akan dibuat. Sehingga dalam penulisan Untuk penyempurnaan desain ini banyak hal positif yang bisa di tulis untuk di bakukan  menjadi model kita.

Setelah seminar, peserta yang mendesain akan ke Jayapura untuk bersama-sama dengan SIL Papua untuk menyusun bahan ajar nya. kemudian akan baku kan di awal Desember. (vhie)