Oleh : Theo Oldet Salah satu surfer lokal/Anggota Persatuan Selancar Olahraga Indonesia (PSOI)
PapuaSatu.com – Provinsi Papua Barat menyimpan begitu banyak potensi wisata yang belum dikembangkan, khususnya Manokwari sebagai Ibu Kota Provinsi.
Berbicara wisata di Papua Barat, tentu orang lebih mengenal Raja Ampat sebagai ikon wisata dan destinasi unggulan yang lagi membumi.
Namun jangan salah, wisata di Manokwari jauh lebih banyak lagi, seperti budayanya, pantainya, danaunya, wild life dan history masuk agamanya, yakni bagaimana Agama Kristen pertama kali masuk di Papua. Sehingga Manokwari juga lebih dikenal dengan nama Kota Injil.
Apabila Anda berjalan-jalan ke daerah Manokwari Barat, Anda akan melewati pesisir pantai utara. Ada salah satu pantai tersembunyi di daerah Amban, yaitu Pantai Petrus Kafiar atau yang lebih dikenal dengan nama Pantai Amban.
Pantai Amban yang berhadapan langsung dengan Samudra Pasifik, memang belum dikenal luas masyarakat Kota Manokwari. Tapi bagi para peselancar (surfer) luar negeri yang pernah datang dan mencicipi ombak di pantai ini, mereka merasa sangat tertantang dengan spot-spot ombak yanga ada. Ada yang bilang: “We will come again” (kami mau datang lagi kesini).
Pantai Amban juga sekarang sudah merupakan sorga ombak bagi para peselancar dari berbagai negara. Ombak yang ada di pantai ini bisa dinikmati dari awal September hingga Maret.
Dalam 3 tahun terakhir, Pantai Amban sudah didatangi para peselancar dari berbagai negara, seperti Australia, Perancis, Belanda, Rusia, Chezk Republik dan South Africa, serta beberapa kru pilot pesawat Susi Air Manokwari. Bahkan pernah ada tim profesional surfing yang datang membuat film dokumenter surfing tahun 2015.
Sebagai salah satu surfer lokal, yang juga anggota Persatuan Selancar Olahraga Indonesia (PSOI), saya melihat kebanyakan para peselancar luar negeri yang pernah datang merasa sangat puas. Karakteristik ombaknya yang menantang hampir mencapai kurang lebih 3 meter.
Ini tak kalah dengan ombak yang ada di daerah lain seperti di Bali, Lombok, Nias, Rote NTT dan Mentawai, yang sudah menjadi destinasi surfing kelas dunia.
Potensi sumber daya alam yang ada ini patut dikembangkan dinas pemerintahan terkait, khususnya dari Dinas Pariwisata Provinsi Papua Barat, maupun Dinas Pariwisata Kabupaten Manokwari. Mereka harus bersinergi bersama untuk menciptakan salah satu destinasi unggulan baru di Provinsi Papua Barat.
Lokasi Pantai Amban yang terletak di Manokwari Barat bisa ditempuh ±20 menit dari pusat Kota Manokwari. Bagi yang ingin berwisata ke pantai ini, bisa menggunakan kendaraan umum seperti angkutan umum (mobil) dengan tarif Rp10.000 dari terminal dan juga ojek (motor) sebesar Rp15.000 dari pusat Kota Manokwari.
Pantai Amban juga sangat eksotik dan masih natural. Jenis pasir di pantai ini berwarna hitam dan jarang terlihat sampah plastik, mungkin karena jauh dari pemukiman warga. Kalau Anda menyukai wisata bawah air seperti menyelam (diving) dan snoorkling atau mancing (fishing), ada beberapa spot-spot baru di sini yang sudah di explore oleh Faknik Diving Club, salah satu komunitas selam millenial di Manokwari.
Terumbu karang di pantai ini masih alami. Bahkan saat menyelam, bisa menemukan bangkai pesawat yang masih utuh dari sisa Perang Dunia ke-2, yang bisa dilihat di kedalaman ±20 meter. Hal lain yang menjadi unggulan di pantai ini, kita bisa menyaksikan matahari terbit (sunrise) di pagi hari pukul 06.00 WIT, dan matahari terbenam (sunset) di sore hari pukul 18.30 WIT.
Kita berharap potensi yang ada di Pantai Amban, Kampung Petrus Kafiar ini layak dikenal luas semua lapisan masyarakat. Warga Manokwari bisa berpartisipasi mempromosikan di sosial media, seperti Facebook, Instagram, dan Twitter sebagai destinasi selancar (surfing) baru di level nasional dan internasional.
Pantai Amban ini, sangat memungkinkan menjadi sektor unggulan pariwisata di Provinsi Papua Barat. Bisa juga menciptakan peluang bisnis baru yang nantinya bisa membantu perekonomian masyarakat sekitarnya. Sehingga pariwisata di Manokwari, Papua Barat lebih dikenal dan mendunia. [***]