Arianto Kadir Sandang Doktor di Bidang Antropologi Uncen

1708
Doktor Arianto Kadir M.Si.
Doktor Arianto Kadir M.Si. Foto : Yos Itlay/PapuaSatu.com

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Setelah 5 tahun  menyelesaikan studi pada bidang ilmu sosial antropoligi di Universitas Cenderawasih, Jayapura-Provinsi Papua, Arianto Kadir kini menyandang gelar Doktor pada ujian terbuka promosi  Doktor  di Auditorium Uncen, Rabu (8/8/2018).

Gelar Doktor yang diterimanya atas penelitiannya tentang persoalan konflik yang terjadi di tanah Papua selama ini sudah puluhan tahun tidak pernah ada penyelesaian sehingga saya mengambil judul “Gerakan Perdamaian di Papua”.

Meski sudah 5 tahun menyelesaikan gelar Doktor, Arianto mengaku bahwa dalam perjalanan banyak kendala yang dihadapi. Namun karena campur tangan Tuhan bisa menyelesaian gelar Doktor di perguruan tinggi Universitas Cenderawasih.

Hanya saja, Arianto meras tidak puasa dengan judul yang diambil tentang Gerakan Perdamaian di Papua. Sebab menurutnya, persoalan konfilik di Papua harus dilakukan dialog bersama  Pemerintah dan Masyarakat Papua, agar semakin jelas  peta penyelesaian persoalan di Papua kedepan.

Dialog yang dilakukan selama ini hanya formal, bukan peresiden datang diaolog dengan mama-mama dan bapa-bapa di Papua, akan tetapi dialog yang formal harus melibatkan semua elemen tokoh-tokoh penting di Papua dan juga  Pemerintah Negara termasuk TNI dan Polri.

“Tujuannya, agar masing-masing pihak berbicara pada prinsipnya masing-masing sehingga bisa menyatukan persepsi atas kesalah pahaman yang selama ini terjadi. Ketika ini sudah dilakukan maka kita bisa menyelesaikan persoalan yang ada di Papua,” katanya.

Menurutnya, daerah papua adalah merupakan daerah sangat potensial Sumber Daya Alam sehingga apabila perdamaian terjad di  maka secara otomatis SDM bisa dikelolah dengan baik, terutama dalam pembangunan masyarakat Papua.

Arianto mengaku judul yang ambil selama proses perkuliahan tidak merasa di intimidasi karena judul yang diambil sangat menyentuh hati masyarakat yang ingin ada perdamaian dan suatu kemajuan pembangunan di bumi cenderawasih tersebut.

“Saya sudah kurang lebih 28 tahun di Papua, sayapun banyak kenal dan sauda-saudara di Papua sangat saying sehingga judul yang diambil sangat mendukung saya sampai selesai pada hari ini (-Red),” aku Arianto. [yos/loy]