Jalin Kerjasama di Bidang Pendidikan, Papua dan Saundaun Tingkatkan Hubungan Bilateral RI-PNG

1001

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua dan Pemerintah Provinsi Saundaun, Papua New Guinea (PNG) menjalin

kesepakatan hubungan kerjasama dalam bidang pendidikan.

Kesepakatan hubungan kerjasama ini ditandai dengan penandatanganan MoU antara Pemprov Papua dan Pemerintah Provinsi Saundaun, Jumat (23/2/2018).

Kepala Bidang Pendidikan Layanan Khusus Luar Negeri Provinsi Papua, Laorens Wantik, M.Pd, Si kepada wartawan menjelaskan kesepakatan hubungan kerjasama Pemprov Papua dan Pemerintah Saundaun kali ini merupakan tindaklanjut dari Mou Pemerintah RI bersama Pemerintah PNG di tahun 2014 lalu.

“Tahun 2014 sudah ada MoU antara Kementerian Pendidikan RI dengan Pemerintah PNG. Jadi kerjasama Pemprov Papua dengan Pemerintah Provinsi Saundaun kali ini ditindaklanjut dari Mou itu,” kata Laorens.

Kata Laorens hubungan bilateral antar  Papua-Saundaun (RI-PNG) di bidang pendidikan cukup menarik, dimana dua Provinsi berdeda bahasa ini melakukan pertukaran tenaga pendidik (guru) dan peserta didik (pelajar).

Ia menambahkan Program ini sudah terjalin sejak 2017 lalu. “Tahun 2017 lalu kami sudah mengirim sejumlah guru dari Papua untuk mengajar di beberapa sekolah di Sundaun, dan di tahun ini sejumlah pelajar dari Saundaun akan dikrim untuk belajar di Papua,” kata Laorens menambahkan.

MoU kerjasama Pemerintah Saundaun ditandatangani langsung Divisi Pendidikan Bahasa Provinsi Saundaun, Conrad Tilau dan Direktur Layanan

Pendidikan Provinsi Saundaun, Daniel Yawan yang disaksikan langsung Laorens.
Conrad menuturkan kepada wartawan seusai penandatanganan MoU, total jumlah pelajar yang sudah direncankan untuk didatangkan Pemerintah

Provinsi Saundaun ke Jayapura Papua jumlahnya 30 orang pelajar yang terbagi 15 siswa dan 15 siswi.

“Kami sudah siap untuk mendatangkan 30 peserta didik dari Saundaun. 30 peserta didik itu terdiri dari 15 laki-laki dan 15 perempuan. Sementara ini kami tengah mempersiapkan paspor mereka, dalam waktu dekat dibulan Maret atau April mungkin mereka sudah bisa datang untuk belajar di Papua” singkat Conrad. [rdf/abe]