Sebelum Terjun Lapangan, KPA Papua Genjot Pelatihan dan Penyuluhan HIV/AIDS bagi Relawan

1464
Caption : Ketua Harian KPA Papua, Yan Matuan saat menyampaikan sambutan di hadapan puluhan relawan pelatihan dan penyuluhan HIV-AIDS, di Hotel Enang, Hawai-Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura pada, Kamis (24/1) kemarin.
Ketua Harian KPA Papua, Yan Matuan saat menyampaikan sambutan di hadapan ratusan relawan di Hotel Enang, Hawai-Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura

SENTANI, PapuaSatu.com – Komisi Penaggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua terus bekerjasama LSM dan lembaga yang peduli dengan penyakit HIV/AIDS untuk memberikan pelatihan dan penyuluhan kepada para relawan KPA Provinsi Papua.

Pelatihan dan penyuluhan yang sudah berlangsung sekitar satu bulan terakhir. Kali ini, KPA papua menghadirkan Yayasan Harapan Ibu Papua (YHIP) untuk  melakukan pelatihan dan penyuluhan HIV/AIDS bagi puluhan relawan di Hotel Enang, Hawai-Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura pada, Kamis (24/1) kemarin.

Kehadiran Yayasan Harapan Ibu Papua dibawah pimpinan, Vanda Kirihio selaku Direktur Yayasan Harapan Ibu Papua memaparkan dampak dan pencegahan AIDS/HIV kepada para peserta relawan, sekaligus menceriterakan pengalaman bagaimana menangani penderita HIV/AIDS.

Ketua KPA Provinsi Papua, Yan Matuan mengatakan, pelatihan dan penyuluhan yang dilaksanakan  merupakan lanjutan dari program-program yang telah ada. Apalagi saat ini mulai banyak relawan yang telah terpanggil untuk mendapatkan informasi tentang HIV/AIDS dan bagaimana mencegah dan memberantas HIV/AIDS setelah dibekali kurang lebih satu bulan terakhir ini.

Mantan Aktifis yang menyuarakan kesejahteraan rakyat Papua ini  menyatakan bahwa selama ini informasi tentang HIV/AIDS sangat tertutup. Oleh sebab itu, pada kepemimpinannya  mencoba terbuka dan keluar agar semua orang mendapat informasi.

Meski diakuinya, pelatihan yang dilakukan masih dalam tahap konsolidasi, karena baru kembali mulai dari nol. Dimana, para staf KPA dibawah kepemimpinan terdahulu tidak menerima upah selama 5 bulan, sehingga kegiatan yang dilakukan saat ini juga ikut terkendala.

Meskipun begitu, Yan Matuan menegaskan bahwa dengan keterbatasan itu KPA provinsi akan berusaha untuk bagaimana memberikan informasi kepada masyarakat. “Saya tidak akan tinggal diam, karena kalau kita diam maka penyebaran HIV akan berkembang terus,” tukasnya.

Hanya saja, lanjut Yan Matuan,  pihaknya tidak semua program KPA bisa dijalankan. Masih menunggu dana dari Pemerintah Provinsi Papua.

“Kita masih menunggu jawaban dari DPR Papua, namun  KPA akan terus melakukan konsolidasi dan jika sudah ada dana maka KPA Provinsi Papua akan segera melaksanakan Rapat Kerja (Raker) untuk memberikan penguatan terhadap KPA di beberapa Kabupaten dan Kota di seluruh Papua,” katanya.

Bukan hanya itu KPA akan melakukan pemantauan terhadap KPA di kabupaten mana saja yang tidak lagi berjalan, namun semua itu akan kami lakukan dalam raker sebab melalui raker itulah semua program akan berhasil. [mi/loy]