JAYAPURA, PapuaSatu.com – Terkait insiden pecah ban pada pesawat Dimonim Air di Bandara Douw Aturure Nabire, pihak maanajemen Dimonim Air menyatakan bahwa proses pendaratan dan penerbaangan yang dilayani Dimonim Air yang melayani rute perintis Nabire-Faowi-Nabire, sudah sesuai Stadart Operationale Prosedure (SOP) dan tidak ada tumpahan avtur.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya dalam media ini yang berjudul “Di Bandara Douw Aturure Nabire Pesawat PK-HVM Alami Pecah Ban”, bahwa pesawat dengan pilot Capt. Kastha yang membawa 17 penumpang dilaporkan mengalami pecah ban saat hendak landing di Bandara Douw Aturure Nabire, Rabu (08/11/2017) pukul 11.18 WIT.
Dalam berita sebelumnya juga dilaporkaan bahwa ada kebocoran dari tangki avtur yang menetes ke aspal landasan.
Atas pemberitaan tersebut pihak manajemen melalui Tris NR, selaku Safety Manager Dimonim Air memberikan klarifikasi melalui surat elektronik yang diterima redaksi PapuaSatu.com, Kamis (9/11/2017).
“Secara prosedur, proses pendaratan penerbangan sudah sesuai SOP. Dan, tidak ada tumpahan avtur,” ungkapnya dalam release tersebut.
Dikatakan, pada pemberitaan di beberapa media (tanpa menyebut nama medianya) disebut baahwa ada tumpahan avtur.
“Padahal kondisi sesungguhnya runway basah karena kondisi hujan. Runway terblok selama 30 menit dan tidak ada gangguan terhadap penerbangan lain. Ini adalah keputusan terbaik yang diambil pilot,” ujar Tris NR.
Lebih lanjut dikatakan, baahwa avtur yang terdapat di runway merupakan oil break (minyak yang keluar saat proses pengereman terjadi).
“Proses landing pun dilakukan dengan sangat smooth. Tidak ada tekanan atau gesekan yang besar antara velg ban dengan runway,” jelasnya.
Diakui, bahwa atas insiden yang terjadi, saat ini sedang dilakuka investigasi internal dan masih menunggu data teknis tentang kerusakan.
“Serta menunggu release dari DSKU, barulah proses pembongkaran bisa dilakukan untuk melihat kerusakan bagian dalam pesawat. Setelah investigasi selesai, kami akan memanggil pilot dan copilot (Irena bukan Widi), untuk memaparkan hasil investigasi,” paparnya.
Pilot dan copilot akan diminta memaparkan insiden yang terjadi, guna mencegah terulangnya kejadian yang sama.
Untuk kronologis atas insiden pecah ban tersebut diceritakan, bahwa pesawat Dimonim Air yang melayani rute perintis Nabire-Faowi-Nabire, saat pesawat landing di Faowi kondisi normal dan tidak ada masalah.
Namun, pada saat boarding kembali ke Nabire, ada keributan yang terjadi.
Untuk mengantisipasi dampak keributan, pihak keamanan meminta crew pesawat untuk segera menyelesaikan boarding dan kembali ke Nabire.
Setelah proses boarding selesai, pesawat start engine dan taxi dengan normal menuju runway. Saat hendak take off, pesawat yang dalam posisi speed ready for take off, tiba-tiba PIC melihat ada motor gerobak berada di tengah runway. “Tidak ada orang di motor gerobak tersebut,” jelasnya.
Akhirnya PIC memutuskan untuk tetap take off dan saat badan pesawat naik, terdengar suara di bagian roda.
“PIC merasa ada kejanggalan di roda kanan pesawat dan pesawat tetap terbang. Saat 40 NM dari Nabire, PIC menghubungi tower dan melaporkan bahwa ada masalah dengan roda kanan. Untuk itu, meminta panduan untuk landing di Nabire,” terangnya.
PK HVM pun, menurut Tris NR, berhasil landing dengan selamat. Pihak Bandara Nabire menyiapkan segala keperluan emergency. Pesawat sempat memblok runway selama 30 menit. Selanjutnya, setelah penggantian ban, pesawat dievakuasi menjauhi runway.
“Kondisi normal. Tidak ada dampak gangguan terhadap penerbangan lain,” tandasnya.(ahmadj)