Dua Kompi Prajurit TNI Amankan Prosesi Perdamaian di Puncak Jaya

750

Dandim 1714/PJ, Letkol Inf Hindratno Devidanto saat mengatur strategi pengamanan proses perdamaian antara dua kubu paslon di Kota Mulia, kabupaten Puncak Jaya. (Nius/PapuaSatu.com).



Mulia, PapuSatu.com – Sebanyak dua Kompi prajurit gabungan TNI ikut mengamankan prosesi perdamaian konflik pilkada antara dua kubu masing-masing, pasangan calon nomor urut 1, Yustus Wonda-Kirenius Telenggen dan pasangan calon nomor urut 3, Yuni Wonda-Deinas Geley.

Dimana prosesi perdamaian konflik yang difasilitas oleh Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya, melalui Bupati Henok Ibo dan Aparat TNI/Polri serta para tokoh masyarakat, tokoh Agama ini akan berlangsung di lapangan Monumen Roh Kudus-Kota Mulia baru, kabupaten Puncak Jaya, Hari ini, Sabtu (26/8/2017).

Komandan Distrik Militer 1714/Puncak Jaya, Letnan Kolonel Infanteri, Hindratno Devidanto mengatakan, dua kompi yang dikerahkan untuk memback-up aparat kepolisian dalam prosesi pengamanan konflik pilkada di kabupaten Puncak Jaya.

“ Dua Kompi TNI ini akan ditempatkan di beberapa titik yakni, tempat proses pedamaian di pohom Doli, tempat kegiatan perdamaian, pelaksanaan kegiatan dan tempat posko masing-masing pasangan calon kandindat di wilayah kabupaten Puncak Jaya,” kata Hindratno kepada PapuaSatu.com di Mulia, kabupaten Puncak Jaya.

Hindratno mengemukakan, prajurit TNI yang ditempat di masing-masing lining sektor tetap mengawasi adanya pergerakan-pergerakan dari seperatis besenjata yang tidak ingin adanya perdamaian antara dua kubu konflik di kabupaten Puncak Jaya.

“Kami tidak inginkan adanya kekacauan hingga berujung pada korban nyawa, sehingga kami terus melakukan pengawalan dari awal proses perdamaian konflik hingga pada pelaksaan patah panah yang akan berlangsung pada hari Jumat, tanggal 1 September 2017,” katanya.

Hindratno menegaskan, proses perdamaian konflik ini telah melakukan koordinasi dengan masing-masing pasangan calon, baik pasangan calon dari Yustus Wonda-Kirenius telenggen, Yuni Wonda-Deninas Geley maupun pasangn calon Henok Ibo-Rinus Telenggen.

Proses perdamaian kedua kubu pasangan calon ini, jelas Hindratno, kedua melewati pohon Doli yang telah disiapkan. Dimana pohon Doli sebagai budaya Suku Dani, khususnya di kabupaten Puncak Jaya dilanjutkan prosesbakar batu.

“Sebelum bakar batu, ada pertukaran Babi baik dari pasangan calon nomor urut 1 maupun pasangan calon nomor urut. Semuanya akan dilepas busur untuk memanah Babi sebagai tanda perdamaian, yang kemudian ditukarkan lalu dilakukan bakar batu,” jelasnya.

Usai perdamaian perukatan babi dan bakar, rencana akan dilanjutkan pesta perdamaian yang akan berlangsung, selama satu minggu depan. Kemudian, pada Jumat tanggal, 1 September 2017 mendatang dilakukan prosesi perdamaian patah Panah. (Nius)