JAYAPURA, PapuaSatu.com – Aksi kelompok yang juga disebut Kelompok Kriminal Sipil Bersenjata (KKSB) di Papua kembali berulah. Kali ini di Kabupaten Paniai, yang menyasar team survai program Papua Terang yang dikawal oleh 16 personil TNI.
Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi, dalam keterangan persnya yang diterima PapuaSatu.com menyatakan bahwa team yang dikawal personil TNI tersebut diserang sekitar 80 orang bersenjata api campuran, panah, tombak dan kapak.
Akibat penyerangan KKSB tersebut, tiga pucuk senjata milik TNI dibawa kabur KKSB dan sejumlah personil luka-luka.
Diceritakan, bahwa team survey Papua terang tersebut terdiri 17 orang Tim Survey (3 orang tenaga ahli PLN, 3 orang tenaga suka rela, 4 mahasiswa Universitas Indonesia dan 7 mahasiswa Uncen, yang dipimpin Sugiri (koordinator sekaligus pendamping), dengan dikawal 16 personil TNI.
Rombogan berangkat dari Bandara Paniai menuju Distrik Wagemuga, Kabupaten Paniai dengan menggunakan dua unit Speed Boat.
Sekitar pukul 08.19 WIT Team survey tiba dan disambut baik oleh masyarakat Distrik Wegemuka menuju arah Kampung Kinou, dengan melewati tujuh kampung yaitu Kampung Muyadebe, Kampung Kegomakida, Kampung Uwamani, Kampung Bokoa, Kampung Ugitadi, Kampung Dapaiba dan Kampung Kinou.
“Kegiatan mereka adalah melaksanakan pengambilan gambar dan pencatatan data elektronik,” ungkap Kapendam.
Diceritakan, bahwa selama melewati ketujuh kampung tersebut mendapat sambutan yang baik dari masyarakat.
“Namun pada saat team tiba di Kampung Kinou, dihentikan oleh tiga orang masyarakat Kinou dan diminta untuk kembali, karena tidak membawa surat ijin dari Pemda,” ceritanya.
Selanjutnya Serma Alpius Gobay, selaku pimpinan personil pengaman, berusaha untuk negoisasi dengan ketiga masyarakat tersebut, tetapi ketiga orang masyarakat tersebut tetap bersikukuh agar Tim survey kembali.
“Untuk menghidari benturan dengan masyarakat, Team kembali menuju ke Pelabuhan Kampung Muyadebe, Distrik Wegemuka,” lanjutnya.
Saat tiba di Kampung Bokoa, tiba-tiba Team dikejar oleh sekitar 50 orang KKSB dan masyarakat dengan membawa sekitar 10 pucuk senjata laras panjang campuran, panah, parang dan kampak.
Tidak beberapa lama kemudian dari kiri, kanan dan belakang rumah penduduk Kampung Bokoa keluar sekitar 30 orang KKSB dan dan puluhan masyarakat lainnya yang juga membawa sekitar 20 pucuk senjata laras panjang campuran, panah, kampak dan parang untuk mengepung Team Survey.
“Mereka mengeluarkan tembakan secara membabi buta dan berusaha merampas senjata milik TNI,” ungkap Kolonel Aidi.
Anggota TNI dibawah pimpinan Serma Alfius Gobay pun berusaha melakukan perlawanan untuk mempertahankan senjatanya. Namun karena jumlah yang tidak berimbang, KKSB berhasil merampas tiga pucuk senjata laras panjang.
Sementara itu ratusan warga Masyarakat yang mendukung dan melindungi Team survey berdatangan dan mengusir kelompok KKSB.
Saat itu, personil TNI tidak mengeluarkan tembakan, demi menghindari jatuhnya korban dari masyarakat sipil, atas perintah Serma Alifius Gobay kepada seluruh anggotanya.
Beberapa orang anggota TNI mengalami luka-luka, yakni Serma Alfius Gobay bibir pecah kena pukulan benda tumpul; Sertu Yauji luka memar di bagian punggung sebelah kiri kena pukulan balok; Sertu Hardi luka lebam di muka; Kopda Karyadi luka sobek di atas pelipis dan kaki kanan kena kampak; Prada Irfannudin luka sobek kepala belakang.
Sedangkan rombongan Team survey dalam keadaan aman dan saat ini seluruh korban telah dievakuasi ke Paniai.
Sedangkan Kopda Karyadi dan Prada Irfandi mendapat perwatan medis di RSUD Kabupaten Paniai.
Team survey, kata Kapendam, bekerja dalam rangka mendukung program Papua Terang dari pemerintah, sehingga diharapkan seluruh masyarakat Papua sampai ke pedalaman menikmati penerangan listrik.
“Namun sangat disayangkan, karena adanya sekelompok orang selalu menghambat proses pembangunan di tanah Papua, melakukan tindakan kekerasan dan tidak berperikemanusiaan,” ujar Kapendam XVII/Cenderawasi Kolonel Inf Muhammad Aidi.
Mereka (KKSB), lanjut Kapendam, mempersenjatai diri secara illegal dan selalu membuat kekacauan di tanah Papua, dengan dalih perjuangan kemerdekaan Papua pisah dari NKRI.
Padahal merekalah yang telah merampas kemerdekaan Masyarakat Papua, mereka menciptakan teror, melakukan pembantaian, baik terhadap masyarakat sipil maupun terhadap aparat keamanan.
“Bayangkan sekelompok Mahasiswa, yang sebagian dari mereka adalah putra-putra terbaik asli Papua, beserta tenaga ahli dari PLN melaksanakan survey untuk mewujudkan program Papua terang,” ujarnya.
Hal itu, dengan harapan agar seluruh wilayah Papua hingga ke pelosok menikmati penerangan listrik untuk kesejahteraan rakyat.
Namun justru KKSB menyerang Team dan melakukan tindakan kekerasan, melukai aparat keamanan, merampas senjata dan yang paling memprihatinkan adalah mereka menghambat proses pembangunan di Papua.
“Nanti bila aparat keamanan melaksanakan penindakan hukum mereka lantas berteriak-teriak minta perlindungan kepada LSM-LSM, Komnas HAM bahkan pendeta-pendeta yang mendukung tindakan kekejaman mereka,” tandas Kolonel Aidi.[yat]