SENTANI, PapuaSatu.com – Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Kabupaten Jayapura, Timothius J. Demetouw, secara resmi menutup kegiatan tersebut di Ballroom Lantai III Hotel HoreX, Kota Sentani, Kabupaten Jayapura, Rabu (16/10/2019) kemarin sore.
Acara penutupan FGD yang bertajuk pengembangan pangan lokal berbasis sagu, pengembangan hulu hilir Kakao dan ikan dalam menunjang ketahanan pangan itu ditandai dengan penyerahan sertifikat penghargaan kepada para narasumber serta para peserta.
Dalam penutupan ini dihadiri Kadis Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Jayapura Ir. H. Sambodo Samiyana, M.Si, Direktur Utama Perusda Baniyau Izak R. Hikoyabi, sejumlah Kepala OPD di lingkup Pemkab Jayapura pihak perbankan seperti Bank BRI, tokoh masyarakat dan aktivis pecinta makanan lokal
Kepada wartawan, Timothius mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta atau partisipan dari berbagai pihak, yang telah mengikuti kegiatan FGD (Focus Discussion Group) yang diselenggarakan oleh Pemkab Jayapura melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan.
“Jadi, kami dari Pemerintah Kabupaten Jayapura dengan terselenggaranya FGD mengenai pengembangan lokal berbasis Sagu, juga pengembangan hulu hilir Kakao serta ikan dalam menunjang ketahanan pangan ini kami ucapkan terima kasih kepada para peserta yang telah hadir,” ucapnya.
Timothius mengakui bahwa kebijakan Bupati Jayapura terkait Kabupaten Layak Anak sangat dibutuhkan masyarakat dalam mensuplai makanan bagi anak-anak, juga masyarakat di daerah ini.
“Selama ini yang kita konsumsi itu adalah yang masih bersifat makanan yang umum seperti Papeda. Namun kita belum bisa memanfaatkannya dalam jenis atau bentuk lain, sehingga tidak bisa memberikan daya dorong bagi anak-anak maupun masyarakat untuk mengonsumsi sagu itu tetap dipertahankan sebagai makanan pokok di daerah ini,” katanya.
Ia memandan dengan perubahan zaman makanan pokok dari bahan Sagu di kabuparten Jayapura bergeser ke nasi, maka itu diharapkan dengan adanya FGD ini mereka dapat membuat variasi makanan dari bahan sagu tersebut.
“Jadi, Sagu itu tidak hanya bisa menjadi Papeda saja. Tapi, sagu itu juga bisa menjadi makanan atau panganan lainnya seperti kue. Atau dalam artian sagu ini bisa diolah dalam bentuk lain, sehingga bisa mendorong masyarakat untuk tetap mempertahankan sagu sebagai makanan pokok yang ada di daerah ini,” katanya.
Terkait dengan sektor perkebunan, Asisten III juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah mendorong atau telah menjadikan daerah ini, untuk bagaimana masyarakatnya itu wajib tanam Kakao.
“Dan, memang untuk hal itu sudah dibuat peraturan daerah (Perda) guna masyarakat wajib menanam Kakao. Tapi, sering masyarakat menghadapi kesulitan pada saat tanaman Kakao diserang hama dan masyarakat tidak punya pengetahuan untuk bisa menghindari dari serangan hama tersebut. Dengan adanya FGD hari ini (kemarin sore), ada pengetahuan dan ada keterampilan yang disampaikan oleh para pemateri, terutama kepada penyuluh dan masyarakat atau petani Kakao itu sendiri, sehingga bagi kami FGD ini adalah hal yang positif,” imbuhnya.
Ermana S. Irawan, seorang peserta FGD, mewakili pihak perbankan, saat menyampaikan kesan dan pesan mengatakan bahwa kehadiran dirinya bersama para peserta yang lain dan ikut hadir sebagai peserta FGD ini merupakan suatu kehormatan.
“Kami pihak perbankan mensupport kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Jayapura terkait dengan para petani yang ada di daerah ini,” ucap Ermana S. Irawan yang juga sebagai Pimpinan Cabang BRI Sentani. [mir/tinus]