HMI Cabang Jayapura Jadi Sarana Pembinaan Generasi Muda Papua

1438
Bupati Kabupaten Jayapura, Mathius Awoitauw, SE, M.Si, ketika menerima cendramata yang di berikan Ketua umum HMI cabang Jayapura, Muhammad Sabda Sawarisa
Caption : Bupati Kabupaten Jayapura, Mathius Awoitauw, SE, M.Si, ketika menerima cendramata yang di berikan Ketua umum HMI cabang Jayapura, Muhammad Sabda Sawarisa, di Balai Trans Sentani Kabupaten Jayapura. Rabu (1/8/2018) sore. Foto : Tinus Yigibalom/PapuaSatu.com

SENTANI, PapuaSatu.com – Kehadiran Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Jayapura menjadi sarana untuk melakukan pembinaan bagi generasi muda Papua, baik dari segi karakter emisional, spiritual, dan intelektualitas.

“Saya memberikan apresiasi kepada HMI cabang Jayapura yang telah mempunyai inisiatif melakukan kegiatan Intermediate Training dalam rangka memberikan pembinaan bagi generas muda di Papua,” kata Bupati Mathius Awoitauw usai memberikan materi tentang Strategi Pemerintah Kabupaten Jayapura dalam Pemperdayaan Masyarakat Lokal di Balai Trans Sentani Kabupaten Jayapura. Rabu (1/8/2018) sore.

Mathius mengaku bahwa dalam materi yang disampaikan pada kegiatan HMI, untuk memberikan penguatan dan membuka wawasan agar mereka bisa berorganisasi dengan baik, dan apa yang sudah diberikan bisa menjadi bekal di kemudian hari.

“Saya berharap kegiatan ini semoga mereka bisa lebih maju dan bisa membentuk karakter yang lebih baik lagi dari sebelumya. Mereka harus bisa berguna bagi bangasa dan Negara,” ujar Mathius.

Sementra itu, Ketua umum HMI cabang Jayapura priode 2017-2018, Muhammad Sabda Sawarisa, menjelaskan dalam kegiatan ini bertujuan untuk mengasah pemahaman dan piso analisa kader HMI tentang materi yang disampaikan pemateri.

Selain itu Ia juga menuturkan bahawa, dalam kegiatan ini di hadi juga Peserta perwakil cabang dari luar daerah yakni, Wamena, Merauke, Maluku dan Jakarta. Dengan jumlah keseluruhan dua puluh dua (22) peserta.

Dirinya berharap, peserta yang mengikuti kegiatan ini bisa dapat berubah dari segi karakter baik itu emisional, spiritual, dan intelektualitas.

“Saya harap tentunya sebagai mahasiswa atau agen perubahan  mesti harus bisa menjadi fungsi kontrol yang baik dalam konteks sosial,” harapnya.  [tyi/loy]