Wujudkan Zona Integritas Kerukunan, Dewan Adat Sentani Tolak Aksi Demo di Bumi Khenambai Umbai

560
Sejumlah ondoafi di Kabupaten Jayapura saat melakukan pertemuan penolakan aksi demostrasi di Kabupaten Jayapura di Obhe Helebhey Sentani, Senin (26/8/2019) pagi
Sejumlah ondoafi di Kabupaten Jayapura saat melakukan pertemuan penolakan aksi demostrasi di Kabupaten Jayapura di Obhe Helebhey Sentani, Senin (26/8/2019) pagi

SENTANI, PapuaSatu.com -Sejumlah tokoh masyarakat adat (ondoafi) dan beberapa organisasi pemuda, baik lokal maupun nasional di Kabupaten Jayapura sepakat menolak dengan tegas rencana aksi demonstrasi di Kabupaten Jayapura sehubungan dengan kasus rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya beberapa waktu lalu.

“Kami mau Kabupaten Jayapura harus aman dan tidak boleh ada aksi demonstrasi seperti yang terjadi di daerah Papua lainnya, karena aksi demontrasi sangat bertentangan dengan budaya orang asli Papua di Kabupaten Jayapura,” ucap Ondofolo Kampung Sereh, Yanto Eluay saat pertemuan di Obhe Helebhey Sentani, Senin (26/8/2019) pagi.

Lanjutnya, penolakan terhadap rencana aksi atau demosntrasi di Kabupaten Jayapura itu sebagai bentukĀ  dukungan masyarakat adatĀ  yang diwakili oleh para ondoafi untuk menjamin keamanan dan ketertiban di Kabupaten Jayapura.

Yanto meminta dengan tegas,siapapun masyarakat yang tinggal atau berdomisili di Kabupaten Jayapura agar tidak melakukan gerakan yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.

“Hari ini dalam kesempatan ini, saya mau pertegas bahwa sebagai pemimpin masyarakat adat, sebagai pemilik hak ulayat dimana wilayah pemerintahan Kabupaten Jayapura ini berada,menghimbau kepada saudara saudara kita yang berdomisili dikabupaten ini untuk tidak lagi melakukan aksi aksi di kabupaten Jayapura,” katanya.

Dikatakanya, masyarakat adat di Kabupaten Jayapura dan juga organisasi pemuda telah bersepakat dengan tegas menolak adanya aksi di Kabupaten Jayapura.

Dia pun mengatakan, terkait persoalan ungkapan bernada rasis yang memicu persoalan tersebut, sebenarnya sudah diklarifikasi dan diselesaikan oleh pemerintah, sehingga tidak dibenarkan jika masih ada aksi-aksi yang justru mengancam persatuan dan kesatuan bangsa dan negara ini.

“Sebagai umat beragama, satu manusia Papua dia memiliki tiga identitas, yakni sebagai warga adat, sebagai warga beragama dan sebagai warga negara,” ungkapnya.

Sementara itu, mewakili golongan muda, Ketua KNPI Kabupaten Jayapura, Erol Mody Marweri meminta kepada seluruh kaum muda di Papua khususnya di Kabupaten Jayapura agar lebih dewasa dalam menyikapi sebuah persoalan yang sedang terjadi.

“Kami berpikir berbagai macam isu yang sedang berkembang saat ini adalah isu yang sedang dimainkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” ungkapnya.

Oleh sebab itu ia meminta kepada seluruh pemuda dikabupaten Jayapura baik Papua maupun non Papua agar sama-sama bergandengan tangan untuk menjaga keamanan dan ketertiban di Kabupaten Jayapura.

“Kabupaten Jayapura sebagai rumah bersama, apa yang dicanangkan oleh pemda Jayapura bahwa kabupaten ini sebagai zona integritas kerukunan, wajib kita sama sama menjaga itu,” tutupnya.[tinus]