Aloysius Giyai: TB RO Lebih Menakutkan Daripada HIV/AIDS

1061
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dr. Aloysius Giyai, M.Kes saat berfoto bersama sejumlah pengurus KPA Provinsi Papua dan Pengurus Linkages Papua di Five Hotel Jayapura, Rabu (10/4/2019)

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, drg, Aloysius Giyai, M.Kes, mengajak jajaran pengurus KPA yang baru, agar dapat memastikan validasi data HIV-AIDS dan dapat mengajak masyarakat untuk tidak takut melakukan pemeriksaan melalui VCT.

Dikatakan, sebenarnya HIV bukanlah momok atau hal yang menakutkan, asalkan penderitanya meminum obat ARV secara rutin. Kecuali jika tidak minum ARV, maka resikonya meninggal lebih tinggi.

“Cuma saya harap jajaran KPA yang baru kita turun lapangan untuk memastikan data ini, sekaligus meminta kepada masyarakat patut minum obat ARV kalau tidak akan mati.  Jadi HIV-AIDS itu akan mati kalau tidak minum obat ARV,” tegas Aloysius usai membuka pelatihan dasar HIV-AIDS bagi pengurus KPA Provinsi Papua di Fave Hotel, Kota Jayapura, Rabu (10/4/2019).

Aloysius membandingkan bahwa penyakit Tuberkulosis Resistan Obat (TB RO) justru lebih menakutkan daripada penyakit HIV. Pasalnya, resisten  dari pada TB RO yang membunuh manusia. “Jadi selain orangnya tunggu kematian juga penyebarannya cepat sekali,” katanya.

Untuk itu,  Ia menekankan kepada KPA dan pengurus yang baru agar  turun ke lapangan untuk mengajak masyakat agar tidak melakukan seks bebas, karena 90 persen penyebaran HIV dari hubungan seks bebas, lainnya jarum suntik, dan dari ibu ke anak.

“Tindakan riil, kita ajak masyarakat secara suka rela, kita ajak masyarakat yang  mengidap HIV untuk minuman obat ARV, dan hubungan seks yang aman. Kalau ada setan yang menggerogoti maka harus pakai pelindung,” tegasnya lagi.

Selain turun ke lapangan, Aloysius juga berharap kepada pengurus KPA yang baru tetap melanjutkan program sirkumsisi, karena seperti di beberapa Negara bagian bahwa Sirkiumsisi tidak menghilangkan HIV tetapi dapat mencegah, bahkan dalam catatan dengan 76% berpeluang dapat mencegah penyebaran HIV/AIDS. [yat/sony]