Caption Foto : Plt Direktur RSUD Jayapura, drg. Aloysius Giay saat foto bersama dengan Kepala BNI Wilayah Papua beserta staf usai penandatanganan MoU di Hotel Aston Jayapura, Selasa (17/4/2018) malam. (Loy/PapuaSatu.com)
JAYAPURA, PapuaSatu.com – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura menggandeng Bank Nasional Indonesia (BNI) untuk meningkatkan pelayanannya berbasis SIM Rumah Sakit Aplikasi Online, melalui penandatanganan Momerandum of Understunding (MoU) oleh Plt Direktur RSUD Jayapura, drg Aloysius Giay dan kepala BNI wilayah Papua, Suhardi Petrus, Selas (17/4/2018).
“MoU yang kami lakukan dengan BNI wilayah Papua berbasis IT SIM Rumah Sakit Online ini merupakan sejarah baru bagi kami di tanah Papua, karena dengan kerjasama ini bisa meningkatkan pelayanan di RSUD Jayapura,” kata drg. Aloysius Giay usai penandatanganan MoU dengan kepala BNI Papua di Hotel Aston Jayapura-Papua.
Aloysius menuturkan, RSUD sengaja melakukan MoU dengan BNI Papua karena pelayanan di RSUD Jayapura merupakan rumah sakit rujukan tertinggi di tana Papua, termasuks persiapan dokter special yang handal, alat kedokteran, unit pelayanan yang begitu banyak.
Kemajuan dan peningkatan yang dilakkan RSUD Jayapura selama tahun sebelum telah meyumbang PAD untuk Provinsi Papua senilai Rp 42 milyar.
“Peningkatan ini hanya dilakukan dengan sistim manual, namun kami berharap pelayanan yang dilakukan secara sistim online bekerjasama BNI ini dapat meningkatkan pelayanan lebih bagus daripada pelayanan sebelumnya,” harapnya
lanjutnya, kerjasama yang dilakukan ingin mengembalikan kekayaan di wilayah pasifik dan akan membuat lebih hebat daripada tahun-tahun sebelumnya. “Kita harus ada capaianini karena kita sekarang sudah menggunakan pelayanan dengan sistim online,” katanya.
Bahkan ia menegaskan, kerjasama yang dilakukan bukan hanya semata-mata simbol Smart Hospital dengan BNI, tapi itu adalah salah satu bagian untuk memberikan pelayanan kepada pasien dengan melakukan kerjasama, dengan BNI.
Oleh Karena itu, Aloysius menyampaikan terimakasih kepada kepala BNI wilayah Papua dan jajarannya yang sudah membantu pihak RSUD Jayapura secara gratis. “Ini mungkin berat bagi kami karea MoU ini tidak ada sepeserpun kami mengeluarkan uang, dan BNI ternyata punya untuk memberikan pelayanan di rumah sakit,” tukasnya.
Tujuan
Aloysius menjelaskan, tujuan untuk melakukaan MoU ini untuk untuk mencegah In Efisiensi, In Efektifitas semua layanan di rumah sakit yang berkaitan dengan penglolaan keuangan, berkaitan dengan Sumber Daya Manusia, peningkatan fasilitas, pengelola farmasi, juga memudahkan pasien tidak lama menunggu antrian.
“Selain tanpa melakukan antrian untuk mendapat perawatan medis. Ini juga penghematan yang luar biasa, karena tidak mngkin dilakukan cetakan kertas. Ya, kalau ada pasien mau minta prin Out sebagai bukti bisa dilakukan, dan selebih dari itu digunakan dengan sistim online dan semua akan tercatat di Online,” katanya.
Untuk itu, lanjut Aloysius yang juga sebagai Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua ini bahwa dalam memantapkan pelayanan berbasis IT ini, pihaknya meminta kepada BNI untuk melakukan pendampingan kepada rumah sakit seama tiga tahun berturut-turut. “Harapan saya teman-teman rumah sakit sudah mandiri sendiri, bisa trampil dan bisa menguasai secara kseluruhannya,” harapnya.
Sementara itu, Kepala BNI wilayah Papua Suhardi Petrus mengatakan, MoU yang dilakukan dengan pihak RSUD Jayapura tidak semata-mata proses pembayaran harus dilakuakn melalui Bank BNI.
Akan tetap kerjasama yang yang dilakukan lakukan sebagai bentuk dukungan Bank BNI untuk memberikan pelayanan baik itu secara manejemen di rumah sakit maupun pelayanan untuk masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan medis.
“Jadi tida ada hubungan untuk sistim bayar atau sistim nabung di Bank BNI, tapi ini bentu kepedulian kami dalam memberikan pelayanan. Karena kami melihat permasalahan disetiap daerah adalah penangan kesehatan, sehingga kami lakukan kerjasama terhadap sistim online,” katanya.
Meski diakui bahwa, dirinya baru menjabat satu minggu di Papua sebagai Kepala BNI, namun merasa bahwa Papua yang merupakan wilayah Indonesia Timur ini tidak ingin tertinggal dari daerah lainnya, seperti di Jakarta.
Oleh sebab itu, program yang dilakukan untuk peningkatan di era digital ini maka pihak Rumah Sakit ternyata disambut antusias dalam memberikan dukunga. “Dengan begini sistim manejemen online rumah sakit ini maka tidak lagi butuh kertas, pengelolaah farmasi lebih handal, keuangan lebih handal yang kemudian terciptalah efisensi,” paparnya. [loy]