BIAK, PapuaSatu.com – Tim Pengawasan dan Evalusi (Wasev) Mabesad melakukan kunjungan melaksanakan kunjungan ke lokasi TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang dipusatkan di Kampung Makmakerbo Distrik Oridek, Kabupaten Biak Numfor, Kamis (21/3/2019).
Kunjungan tersebut, guna melakukan pengawasan serta evaluasi pada pelaksanaan program TMMD regular ke-104, di wilayah Kodim 1708/Biak Numfor yang telah berlangsung tiga pekan dengan sasaran fisik pembangunan 10 unit rumah warga.
Tim Wasev dari Mabes AD tersebut dipimpin Brigjen TNI Sigit Witjaksono dan Kapten Czi Rinenggo serta Tim dari Kemenhan, Brigjen TNI Tandyo dan Letkol Cba Yudi.
Dalam kunjungannya, Tim Wasev juga didampingi Danrem 173/PVB Brigjen TNI Bahman, Waaster Kasdam XVII Cenderawasih Letkol Inf DC Soumokil, Plt. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung Biak Numfor, Setyobudi serta Dandim 1708/Biak Numfor sekaligus Dansatgas TMMD ke-104, Letkol Inf Ricardo Siregar SH.M.Tr (Han).
Menurut Brigjen TNI Sigid Witjaksono,Wasev yang dilakukan di setiap program TMMD untuk tersebut bertujuan untuk mengetahui sasaran pelaksanaan TMMD yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat setempat.
“Kami tim Wasev terbagi di sejumlah wilayah untuk melihat bagaimana pelaksanaan TMMD ini berlangsung telah sesuai prioritas yang menyentuh langsung ke masyarakat, baik sasaran fisik maupun non fisik,’ ungkapnya.
Dalam hal ini, untuk mengetahui langsung kira-kira apa yang dibutuhkan warga setempat, juga apa yang saat ini tengah terjadi atau yang menonjol di daerah tersebut.
“Seperti di Biak ada KLB DBD, nah ini yang kita koordinasikan dengan pihak terkait sehingga ke depan dapat diantisipasi terlebih dahulu,” ujar Brigjen TNI Sigid Witjaksono.
Sementara Brigjen TNI Tandyo menambahkan, sasaran fisik dan non fisik program TMMD tetap menjadi prioritas, terlebih sasaran non fisik diantaranya nilai kebangsaan bagi warga masyarakat.
“Penting adanya penanaman nilai kebangsaan khususnya nilai bela negara karena acaman saat ini diseluruh negara, ancaman militer lebih sedikit dibandingkan dari ancaman non militer seperti dari ideologi, ekonomi, sosial budaya, narkoba, terorisme, separatisme, cuci otak,” tuturnya.
Karena, menurutnya, dengan ancaman non militer tersebut dapat juga menghancurkan suatu negara.
Dicontohkannya, seperti di Rusia yang dulu Uni Soviet. Sekarang menjadi Rusia dengan 15 negara bagian.[yat]