DEIYAI, PapuaSatu.com – Melihat keadaan SD YPPK Tilemans, Kampung Meiyepa di Kabupaten Deiyai yang tidak ada lagi aktifitas belajar mengajar dalam beberapa tahun belakangan, membuat para tokoh kampung setempat merasa prihatin.
Seperti diungkapkan Oktopianus Pekei selaku pimilik hak ulayat lokasi SD YPPK tersebut yang menyatakan keprihatinannya.
Menurutnya, dari seluruh kampung di Kabupaten Deiyai yang kedatangan misionaris, Kampung Meiyepa merupakan yang pertama dikunjungi sejak Tahun 1963.
“Namun menjadi pertanyaan bagi saya, mengapa SD ini sudah mati (tidak operasional, red),” ungkapnya kepada PapuaSatu.com Jumat, (23/08/19) sejak 08.50 WIT.
Lanjut Pekei, bahwa ia sempat mengancam akan menarik kembali lokasi sekolah tersebut menjadi milik adat bila tidak segera dioperasionalkan lagi untuk aktifitas belajar da mengajar.
“Beberapa bulan lalu saya pernah ketemu dengan kepala sekolah dan beritaukan kalau SD ini tidak mengajar maka saya akan tarik kembali lokasi ini, karena lokasi diserakan ke misionaris dengan cuma-cuma,” pungkasnya.
Pekei pun meminta kepada pemerintah dan lembaga pendidikan agar segera mengaktifkan SD YPPK Meiyepa dan memberi tindakan tegas kepada guru-guru baik yang sudah ASN maupun yang honor yang tidak mau mengajar.
Sementara itu, Kepala Desa Meiyepa, Yulianus Pekei juga menyatakan rasa keprihatinannya.
“Kami sangat prihatin kenapa SD pertama di Kabupaten Deiyai ini tidak mengajar lagi,” ungkapnya.
Kata Yulianus Pekei, akibat guru-guru yang tidak mau datang mengajar, terpaksa anak-anak yang mau sekolah harus dialihkann ke SD YPPGI Bomou.
“Harapan saya selaku kepala desa Meiyepa supaya pemerintah Deiyai bisa perhatikan,” tutupnya. [douw]