Bupati Jayapura Ungkap 14 Kampung Adat Kabupaten Jayapura Akan Jadi Rujukan Nasional

175
Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw,SE,M.Si
Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw,SE,M.Si

SENTANI, PapuaSatu.com – Sejumlah karya besar ditorehkan pemerintah Kabupaten Jayapura selama dua periode kepemimpinan Mathius Awoitauw,SE,M.Si.

Ada sejumlah karya besar yang mendapat pengakuan nasional, dan bahkan menjadi rujukan dalam pengambilan kebijakan nasional.

Salah satunya adalah penetapan kampung adat oleh Gugus Tugas Masyarakat Adat (GTMA) Kabupaten Jayapura, yang 14 kampung diantaranya telah mendapat kodefikasi dari pemerintah.

“Karya-karya Kabupaten Jayapura ini, akan menjadi agenda nasional yang akan dipakai, termasuk 14 kampung adat yang telah diakui negara lewat kodefikasi, akan menjadi rujukan nasional berdasarkan Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa dan desa adat di seluruh Indonesia,” ungkap Bupati Jayapura kepada wartawan di Sentani, Sabtu 15/10/22).

Selain 14 kampung adat yang diakui dan akan disusul kampung adat lainnya, juga ada pemetaan-pemetaan wilayah adat yang dilakukan masyarakat adat untuk kepastian hukum, juga hutan-hutan adat yang sudah ditetapkan dan sudah diverifikasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

“Pemerintah pusat juga mengakui untuk pembangunan Papua dan Papua Barat 20 tahun yang akan datang Kabupaten Jayapura menjadi role model,” ungkapnya lagi.

Tidak hanya itu, Kabupaten Jayapura juga sebagai kabupaten yang selalu menjadi rujukan kabupaten kota lainnya secara khususnya dalam mewujudkan jati diri masyarakat adat.

Pada HUT Kebangkitan Adat ke 9 yang bersamaan dengan event KMAN VI mendatang, akan ada penyerahan kodefikasi 14 kampung adat, penyerahan SK hutan adat, penyerahan SK bupati tentang PPHMA dan wilayah adat, peta GTMA, lounching nusantara fund, kirab budaya, ritual pengumpulan tanah dan batu nusantara untuk pembanguan monumen adat nusantara serta sejumlah agenda penting lainnya.

Kabupaten Jayapura, kata Bupati Mathius sudah mencanangkan zona integritas kerukunan beragama sehingga menjadi roh yang mempersatukan semua umat Tuhan, kendatipun masing-masing memiliki profesi berbeda, aliran politik berbeda tetapi komitmen integritas kerukunan senantiasa terus dipedomani setiap warga.[yat]