
JAYAPURA, PapuaSatu.com – Dalam ajang pemanasan bagi para atlet IMI Papua menuju PON XX 2020 di Papua, Aloysius Giyai (AG) Grasstrack Championship diramaikan ratusan crosser, yang diantaranya ada dari sejumlah daerah di dalam dan luar Papua, seperti Menado, Timika, Wamena dan daerah-daerah lainnya.
Antusiasme para crosser tampak dari pendaftaran peserta yang masih terus berlangsung hingga Kamis (14/11/19) malam.
Ketua Panitia AG Grasstrack, M. Rusdianto mengungkapkan ajang AG Grasstrack Championship yang akan berlangsung selama tiga hari (15 – 17 November 2019), diharapkan bisa melahirkan atlet (crosser) lokal Papua yang handal dan bisa berlaga serta meraih prestasi di PON XX Tahun 2020 di Papua.
Dalam ajang balap motor trail tersebut, dibuka 7 kelas utama, baik untuk pebalap pemula, yunior, dan senior yang berkelahiran di Jayapura, Keerom, Sarmi dan Kabupaten Jayapura.
“Kenapa kami kami membuka kelas ini, karena kami ingin akan lahir pembalap-pembalap lokal Papua yang nantinya akan mensukseskan PON XX Tahun 2020,” ungkap Rusdianto kepada wartawan di Sirkuit IOF Papua, Kotaraja, Kamis (14/11/19) sore.
Pihak penyelenggara yang terdiri berbagai stakeholder yang peduli terhadap olahraga otomotif tersebut, juga membuka kelas pendukung, kelas anak-anak, veteran (35-40 tahun), kelas ASN, TNI dan Polri.
Dan dalam penilaian, pihak panitia berupaya memenuhi standar dunia balap, yakni menggunakan alat digital transponder, sehingga memberi keakuratan dalam penghitungan waktu dan juga transparan.
AG Grasstrack sendiri menggunakan tokoh asal Papua yang kharismatik, yang merupakan figus di dunia kesehatan di Papua, drg. Aloisius Giyai,M.Kes yang kini menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua.
Diambilnya nama drg. Alo sapaan akrabnya, karena dinilai sebagai tokoh pluralis.
“Karena beliau adalah tokoh kita yang termasuk sebagai tokoh pluralis,” jelasnya didampingi sejumlah panitia, seperti Dipo Wibowo, Ikbal Alim (Ketua Haria IMI Papua), Nursalam Saka (Kabag Ops Polresta Jayapura), Piter Merahabia (jendral lapangan IOF) dan sejumlah crosser local dan Sulawesi Utara.
Menurutnya, olahraga crosser tersebut bisa menjadi ajang pemersatu antar berbagai suku,agama ras maupun golongan.[yat]