Jadi Pimpinan KKB, Disertir Polres Yalimo Aske Mabel Ditangkap Satgas Ops Damai Cartenz 2025

162
Kapolda Papua, Irjen Pol. Patrige P.R. Renwarin, bersama Kaops Damai Cartenz 2025, Brigjen Pol. Dr. Faizal Ramadhani, S.Sos., S.I.K., M.H., saat memberi keterangan pers di Aula Brimobda Papua, Rabu (19/2/25)
Kapolda Papua, Irjen Pol. Patrige P.R. Renwarin, bersama Kaops Damai Cartenz 2025, Brigjen Pol. Dr. Faizal Ramadhani, S.Sos., S.I.K., M.H., saat memberi keterangan pers di Aula Brimobda Papua, Rabu (19/2/25)

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Aparat keamanan dari Satgas Ops Damai Cartenz 2025 berhasil menangkap Pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Aske Mabel yang merupakan mantan anggota Polres Yalimo dan telah berstatus desersi atau disertir.

Penangkapan dilakukan pada Rabu (19/2) pukul 06.30 WIT di Distrik Abenaho, Kabupaten Yalimo. Dalam operasi ini, aparat juga berhasil menyita empat pucuk senjata api jenis AK2000P yang dibawah Disertir Aske Mabel.

Selanjutnya, Aske Mabel langsung diterbangkan ke Jayapura untuk proses hukum bersama salah satu anggota KKB bernama Okonia Siep alias Nikson Matuan lebih dahulu berhasil ditangkap pada Minggu (2/2/2025).

Kapolda Papua, Irjen Pol. Patrige P.R. Renwarin, mengungkapkan bahwa penangkapan Aske Mabel yang memiliki catatan panjang tindakan kriminal tersebut berkat kerja sama yang dilakukan aparat keamanan dengan masyarakat.

“Dari informasi dari masyarakat, maka saudara Aske Mabel dapat ditangkap dan diamankan,” ungkapnya kepada wartawan di Mako Brimob Polda Papua, Kota Jayapura, Rabu (19/2/25) sore.

Dari tangan Aske Mabel, aparat Satgas Damai Cartenz berhasil menemukan dua buah senjata api laras panjang.

Jika ditambah dua pucuk senjata api dari penangkapan Okonia Siep alias Nikson Matuan (anak buah Aske Mabel), maka total empat pucuk senjata api yang dibawa kabur Aske Mabel telah berhasil diamankan, dan ditambah dengan 111 butir amunisi.

“Ini merupakan senjata api yang dibawa kabur oleh Aske Mabel sebelumnya,” ujarnya.

Aske Mabel sendiri merupakan desertir anggota Polri yang telah dilakukan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) pada Desember 2024.

“Aske Mabel yang kita tahu adalah anggota Polri yang desersi dan sudah di PTDH, dan hari ini ditangkap,” tutupnya.

Aske Mabel telah melakukan serangkaian aksi teror dan kejahatan yang tak terperikan dan terus berupaya sembuyi dari kejaran aparat.

Berikut berbagai tindak kriminal oleh Aske Mabel yang menciptakan ketakutan di tengah masyarakat :

– Merampas ketenangan warga, menciptakan ketakutan dan ketidakstabilan sosial di Yalimo.

– Membawa kabur empat pucuk senjata api dari gudang senjata Polres Yalimo, yang kemudian digunakan untuk memperkuat aksi kriminal.

– Menjadi otak dibalik tujuh aksi pembunuhan dan penembakan, dengan korban dari kalangan warga sipil maupun aparat keamanan.

– Melakukan tiga kali pembakaran dan perusakan, yang menyisakan penderitaan mendalam bagi masyarakat Kabupaten Yalimo.

Dalam proses penangkapan Aske Mabel serta pencarian barang bukti senjata api, sempat ada upaya perlawanan dan melarikan diri, sehingga aparat Satgas Damai Cartenz melumpuhkan Aske Mabel sesuai prosedur hukum.

Kepala Operasi Damai Cartenz 2025, Brigjen Pol. Dr. Faizal Ramadhani, S.Sos., S.I.K., M.H., menyatakan apresiasinya atas keberhasilan tim di lapangan dalam menangkap DPO Disertir Kepolisian Aske Mabel yang telah lama menghantui warga Yalimo.

“Penegakan hukum terhadap disertir Aske Mabel adalah langkah strategis untuk menekan aksi-aksi kekerasan bersenjata di Papua Pegunungan,” ujarnya.

Dikatakan, bahwa kasusnya akan terus dilakukan pengembangan untuk mengungkap jaringan kelompok Aske Mabel dan memastikan terciptanya situasi keamanan di tengah masyarakat.

Apresiasi juga disampaikan oleh Kepala Satgas Humas Ops Damai Cartenz 2025, Kombes Pol. Yusuf Sutejo, S.I.K., M.T., atas keberhasilan tim di lapangan tersebut.

“Keberhasilan ini adalah buah dari kerja keras dan keberanian anggota Satgas Operasi Damai Cartenz 2025 yang tidak pernah lelah di dalam lebatnya hutan belantara Papua, serta dukungan dari masyarakat yang tak pernah berhenti berharap akan keadilan,” ungkapnya.[yat]