SENTANI, PapuaSatu.com – Dalam kesempatan berkunjung di Sentani sebagai tempat seremoni pembukaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI, Ketua Panitia Pengarah, Abdon Nababan menguraikan mata acara dari pembukaan hingga penutupannya.
Untuk pembukaan akan digelar di Stadion Barnabas Youwe (SBY) Sentani pada 24 Oktober 2022.
Pada pembukaan yang rencananya akan dilakukan oleh Presiden Ir. Joko Widodo, juga akan diwarnai penyerahan surat sebagai pengakuan atau legalitas dari negara terhadap pemerintahan kampung adat di 14 kampung yang ada di Kabupaten Jayapura.
Setelah pembukan, dilanjutkan dengan dialog umum antara peserta KMAN VI yang merupakan perwakilan dari komujitas adat dari seluruh nusantara dengan pemerintah.
Hasil dari dialog umum tersebut, akan dibahas lebih mendalam melalui sarasehan yang digelar di 12 titik, yaitu 2 titik di Kota Jayapura dan 10 titik di Kabupaten Jayapura.
Panitia juga telah menentukan tema sarasehan yang berjumlah 24 tema, dan dua diantaranya dikhususkan tentang persoalan adat di Papua.
Dikatakan Abdon Nababan kepada wartawan di Sentani, Sabtu (6/8/22), bahwa, khusus untuk tema Papua, yang pertama adalah tentang bagaimana Otsus jilid 2 ini akan menyelamatkan masyarakat adat.
Kedua, adalah bagaimana menyelamatkan tanah (alam) dan manusia Papua
Untuk tema nasional, ada tentang pendidikan, budaya, dan bagaimana masyarakat mengutus utusan politik di negara, dan lain-lainnya.
“Jadi bagaimana masyarakat adat, lewat musyawarah adat untuk mengutus orang-orang yang akan masuk negara,” jelasnya.
Ada juga tema tentang bagaimana menyelesaikan konflik-konflik pertanahan yang sekarang merebak
Dan masih banyak lagi tema lainnya.
Di sarasehan-sarasehan nanti, akan menghadirkan narasumber dari akademisi, gerakan masyarakat adat (tokoh-tokoh adat), dan ada dari pemerintah.
Selesai sarasehan, akan dilanjutkan sidang-sidang, yang akan menghasilkan, AD ART, dan maklumat (fatwa kedalam yang mengikat masyarakat adat).
Juga memghasilkan resolusi, yaitu rekomendasi-rekomendasi dari masyarakat adat kepada pemerintah, seperti permintaan untuk mencabut atau merubah undang-undang.
Dan yang terakhir adalah membahas mengenai program yang akan dijalankan masyarakat adat selama lima tahun kedepan
Dan sebagai agenda di penutupan adalah kuliner atau makan-makan, yang diagendakan berupa bakar batu ala nusantara.[yat]