Pdt. Nataniel Tabuni : Ada Upaya Intimidasi dan Eksploitasi Anak-Anak Sekolah Untuk Menjual Issue Kejahatan Kemanusiaan ke Publik Internasional

1100
Aparat TNI bercengkerama dengan anak-anak di Kabupaten Nduga

WAMENA, PapuaSatu.com – Pasca peristiwa penembakan dan pembantaian 25 pekerja PT.Istaka oleh KSB pimpinan Egianus Kogoya, dgn 17 tewas, 4 hilang (masih dlm pencarian, serta 4 selamat dgn luka ringan maupun berat serta trauma psikologi akut, pihak Pemerintah RI dengan tegas memerintahkan agar pelaku segera ditangkap. Pemerintah juga mengerahkan sejumlah pasukan baik dari TNI dan Polri guna melakukan pengejaran kepada KSB pimpinan Egianus Kogoya.

Upaya penegakan hukum dan pengejaran KSB ini terus dilakukan tanpa kenal lelah oleh aparat TNI Polri, walaupun dalam upaya ini sudah menimbulkan sedikitnya 6 orang gugur & 7 orang luka-luka.

Namun hal tersebut tidak menurunkan semangat para Prajurit TNI Polri yang dikirim dan bertugas untuk mengamankan kelanjutan pembangunan jalan Trans Papua di Kab.Nduga.

Tanpa kenal lelah dengan kondisi alam yang tidak menentu, kondisi medan yang sangat sulit, mereka terus melakukan upaya pengejaran dan penangkapan KSB pimpinan Egianus Kogoya hidup atau mati.

Bermodalkan semangat & semboyan “TNI kuat Bersama Rakyat, TNI adalah Rakyat, Polri Melayani dan Mengayomi Rakyat” maka selama melaksanakan kegiatan upaya penegakan hukum dan pengejaran terhadap KSB pimpinan Egianus Kogoya, TNI Polri tidak melupakan bahwa mereka lahir dan hidup untuk rakyat.

Hal ini ditunjukkan dengan adanya kegiatan-kegiatan, diantaranya adalah pemberian bantuan berupa bahan makanan kepada masyarakat di Kabupaten Nduga; kegiatan ibadah bersama; kegiatan bercocok tanam dengan menemani mama dan kaum wanita ke lahan perkebunan; kegiatan belajar mengajar kepada anak-anak; kegiatan pengobatan dari rumah ke rumah; kegiatan bermain dan bercengkrama bersama anak-anak untuk menyakinkan mereka bahwa TNI dan Polri adalah milik dan mengayomi rakyat.

Ini semua dilakukan ditengah-tengah adanya ancaman dan aksi penembakan dari Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) yang tidak diketahui kapan dan dimana akan mereka alami dan jumpai.

Namun hal itu tidak menurunkan semangat dan jiwa Patriotisme serta Nasionalisme Prajurit TNI Polri yang bertugas di Kabupaten Nduga.

Namun hal itu sangat disayangkan, ternyata pekerjaan mulia tanpa kenal lelah, mengorbankan tenaga, waktu, harus jauh dari keluarga bahkan jiwa dari Prajurit TNI dan Polri ini, dimanfaatkan oleh sekelompok orang untuk terus menciptakan opini dan isu yang tidak benar di mata publik yang berada di luar Kabupaten Nduga.

Opini dan isu tersebut dilakukan untuk menjatuhkan nama baik dan tugas mulia Pemerintah RI melalui TNI Polri dengan mengatasnamakan penderitaan masyarakat Kabupaten Nduga dan lebih mirisnya mengatasnamakan anak-anak sekolah yang menderita dan akhirnya harus mengungsi karena banyaknya aparat keaman dikirim ke Kabupaten Nduga.

“Yang pada kenyataannya semua itu hanyalah “Berita Palsu”, bahkan terindikasi bahwa adanya upaya intimidasi dan eksploitasi anak-anak sekolah untuk dijadikan lahan proyek guna menjual issue kejahatan kemanusiaan ke publik internasional untuk kepentingan pribadi dan kelompok dengan terus menerus memojokkan aparat keamanan dan negara,” tutur Pdt. Nathaniel Tabuni.

Opini dan Isu situasi kondisi yang terjadi di Kab.Nduga yang disampaikan kelompok/LSM Yang Tidak Pro NKRI tersebut bahkan secara nyata-nyata berusaha membela dan melindungi gerombolan separatis pelaku kejahatan kemanusiaan dibantah dengan tegas oleh Pendeta Nathaniel Tabuni, Kordinator Gereja KINGMI se-Kabupaten Nduga yang selama ini sejak peristiwa insiden kemanusiaan pada 2 Desember 2018 tahun lalu tetap setia berada di daerah ditengah-tengah rakyat bersama TNI/Polri memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Pendeta Tabuni sangat menyayangkan adanya sekelompok orang yang memanfaatkan kondisi Nduga dan rakyat sebagai proyek untuk kepentingam pribadi dan kelompoknya dengan membuat issue-issue bohong sehingga Pdt. Tabuni merasa penting untuk angkat bicara.

Kebenaran terkait situasi Kab.Nduga yang sebenarnya tersebut disampaikan bahkan ditegaskan berulang kali oleh Pdt. Nathaniel Tabuni yang menyampaikan hal tersebut langsung dari depan Kantor Distrik Mbua Kab.Nduga. Direkam oleh salah seorang jemaatnya kemudian dikirim ke awak media pada hari Senin 18/03/2019. Beberapa hal yang disampaikan tersebut antara lain :

  1. Meminta agar semua anak sekolah yang saat ini berada di Gereja KINGMI Jemaat Woneroma Kota Wamena Kab.Jayawijaya segera dikembalikan dan dibawa ke Kab.Nduga.
  2. Karena situasi keamanan di Distrik Dal, Yal dan Mbua tetap Aman. Kehidupan rakyat normal membaur dengan aparat keamanan.
  3. Semua tenaga pengajar yaitu Guru dan anak-anak sekolah harus kembali beraktifitas di Distrik Mbua karena fasilitas SMA, SMP dan SD Inpres ada di Distrik Mbua.
  4. Semua bantuan dari pemerintah baik dari pemerintah daerah sampai pemerintah pusat agar dikirim ke Kab.Nduga jangan diberhentikan atau dikirim ke Gereja Wonorema Kota Wamena.
  5. Aparat keamanan dari TNI Polri tidak akan membunuh masyarakat sipil yang tidak berdosa, Apkam hanya mengejar TPN OPM. Justru sebaliknya TNI sangat membantu dan melindungi rakyat.
  6. Anak-anak sekolah jangan dijadikan untuk kepentingan pribadi atau proyek, karena itu dosa.
  7. Semua bantuan untuk pengungsi serahkan ke Kab.Nduga ke pengungsi karena sampai saat tidak sampai, karena pengungsi tersebar dan berada di 32 Distrik 248 kampung. Namun yang terkena dampak besar akibat kejadian ini hanya ada 7 Klasis, antara lain Klasis Mbua, Klasis Mbulmu Yalma, Klasis Yigi Timur, Klasis Yigi Barat, Klasis Mugi, Klasis Mapenduma, dan Klasis Yuguru.
  8. Tentara ada sebagai jaminan menjaga keamanan sekolah bagi anak-anak yang akan sekolah dan khususnya melaksanakan ujian.
  9. Masyarakat dari 3 Distrik sudah setuju dan sepakat bersama Tentara untuk menjaga daerah ini. Isu rakyat dan anak-anak sekolah trauma kepada TNI itu bohong.
  10. Kami meminta kepada Bupati Kab. Nduga untuk segera kembalikan anak-anak yang ada di Gereja KINGMI Jemaat Wonorema ke Kab.Nduga. Jika tidak dikembalikan berarti Pemerintah Provinsi dan Kabupaten punya kepentingan.
  11. Jangan jadikan rumah saya sebagai ,proyek’.

Sementara itu Pdt. Utlok Umbere selaku kepala sekolah SMA Mbua menyatakan bahwa pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) di Sekolah SMTK Distrik Mbua dimulai hari Selasa (19/3/2019)  sampai Jumat (22/3/2019) tetap dilaksanakan, meskipun kegiatan belajar mengajar telah berhenti selama kurang lebih 4 bulan.

Kegiatan ujian hanya dilaksanakan sebagian siswa, karena  sebagian lagi ada ditahan oleh sekelompok orang (red. suatu LSM) di daerah wamena, meskipun kepsek sudah berulang kali menghimbau kepada seluruh siswa dan guru kembali ke Mbua karena situasi sudah aman ada anggota TNI yang menjaga dan harapannya UAN bulan depan dapat dilaksanakan disini.(pendam/yat)