DOGIYAI, PapuaSatu.com – Untuk lebih gencar dalam mensosialisasikan tentang Pemilu Presiden (Pilpres) dan Pemilu Legislatif (Pileg) Tahun 2019, KPU Kabupaten Dogiyai merekrut 55 relawan.
55 relawan tersebut, telah dilatik Kamis (7/2/2019) di Aula Koteka Moge Mowanemani Dogiyai oleh Ketua KPU Dogiyai, Andrias Gobay, yang pembentukannya diilhami dari turunnya angka partisipasi masyarakat sejak Pemilu 1999 dan Pemilu 2014.
“Karena itu untuk kembali mendongkrak partisipasi pemilih, kami membentuk relawan demokrasi ini,” terangnya di sela-sela melakukan Bimbingan Teknis Relawan Demokrasi di Aula Koteka Moge Mowanemani Dogiyai.
KPU Dogiyai menilai, partisipasi masyarakat di Pemilu Tahun 1999 berkisar di angka 83 persen, dan di Pemilu Tahun 2014 turun drastis menjadi 73 persen.
“Dari 55 orang relawan demokrasi yang dikukuhkan ini, diharapkan mereka bisa menyampaikan informasi kepemiluan secara utuh kepada masyarakat,” jelasnya.
KPU Kabupaten Dogiyau juga menyampaikan, bahwa puluhan relawan tersebut secara prinsip bekerja sosial, menjadi penyambung lidah KPU sesuai basis pemilih yang telah ditentukan, agar kualitas Pemilu mendatang semakin baik.
“Harapannya partisipasi pemilih meningkat dan kepercayaan publik terhadap penyelenggara juga demikian. Lalu agar masyarakat semakin sadar akan hak pilihnya termasuk pemilu merupakan tanggungjawab bersama,” harapnya.
Lebih lanjut dikatakan, bahwa selaku Ketua KPU, Andrias menyampaikan, bahwa sesuai target, pada Pemilu tahun 2019, jumlah partisipasi masyarakat akan meningkat dan mencapai angka sedikitnya 77,5 persen.
Akan tetapi mengacu angka partisipasi saat Pemilihan Gubernur (Pilgub) Papua 2018 di Kabupaten Dogiyai tercapai 83 persen.
Kepada para Relawan Demokrasi, dalam Bimtek tersebu diberikan materi seputar tahapan Pemilu 2019.
Juga dibekali pengetahuan tentang demokrasi, pentingnya Pemilu, Cek DPT, waktu pelaksanaan Pemilu, pengenalan partai politik, pengenalan DPD, pengenalan calon presiden dan wakik presiden, jumlah dan jenis kartu suara, tata cara pencoblosan di TPS, cara mencoblos kartu suara, tata cara memerangi hoax (berita bohong), ajakan tidak Golput dan teknik berbicara di depan umum, serta teknis lapangan.
“Lewat pembekalan demokrasi ini, kita lakukan pembinaan pengetahuan dan pemahaman terhadap pentingnya Pemilu dan demokrasi, karena demokrasi yang baik rakyatnya sejahrera,” terangnya.[yat]